MASALAH PENELITIAN PENDIDIKAN
ARTI, SUMBER, JENIS, DAN KRITERIA MASALAH
YANG BAIK
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah:
Metodologi Penelitian Pendidikan
Dosen Pengampu: Imam Subqi, M.Si., M.Pd.
Disusun Oleh:
DLIYA UDIN WIFQI
11110115
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI AGAMA ISLAM ( PAI )
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
( STAIN )
SALATIGA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Ketika
ditemukan suatu masalah, tidak selalu masalah tersebut bisa langsung
terindentifikasi apalagi dirumuskan menjadi suatu topik penelitian. Hal ini
bisa terjadi karena luasnya persoalan yang ditemui maupun kurangnya informasi
yang berkaitan dengan masalah tersebut. Dengan analisa akan menolong untuk
mencari kemungkinan-kemungkinan masalahnya dan selanjutnya berdasarkan
prioritasnya akan dapat dipilih masalah yang akan ditetapkan untuk diteliti.
masalah
penelitian adalah suatu kondisi dimana terjadinya kesenjangan antara yang
diharapkan dengan fakta yang terjadi di lapangan
B.Rumusan Masalah
Ø Mengetahui arti masalah penelitian
Ø Mengetahui sumber masalah penelitian
Ø Mengetahui jenis masalah penelitian
Ø Mengetahui kriteria masalah penelitian yang baik
C.Tujuan
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian pendidikan, serta
mengetahui rumusan masalah penelitian pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Masalah Penelitian
Pengertian Masalah Penelitian Menurut Para Ahli. Sebelum
melangkah lebih jauh dalam menjelaskan tentang bagaimana cara memilih sumber
masalah dalam penelitian, penulis akan memaparkan terlebih dahulu definisi masalah dalam penelitian.
Permasalahan dalam penelitian adalah kesulitan yang
dirasakan oleh orang awam maupun para peneliti; permasalahan dapat juga
diartikan sebagai sesuatu yang menghalangi tercapainya tujuan Secara umum,
suatu masalah didefinisikan sebagai keadaan atau kesenjangan antara harapan dan
kenyataan. Masalah sebagai gap antara kebutuhan yangdiinginkan dan kebutuhan yang ada.
Dari dua definisi yang dikemukakan ahli tersebut, kita bisa
mengetahui bahwa masalah penelitian adalah suatu kondisi dimana terjadinya
kesenjangan antara yang diharapkan dengan fakta yang terjadi di lapangan.
Sebagai contoh, diharapkan peserta didik dalam suatu kelas memperoleh nilai
rata-rata 80 dalam ujian pelajaran Bahasa Arab, namun ternyata nilai rata-rata
yang di capai peserta didik hanya 70, inilah yang di sebut dengan adanya
kesenjangan. Rendahnya nilai rata-rata yang di capai peserta didik
merupakan suatu masalah, karena nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang diterapkan misalnya
adalah 75. Dengan demikian timbul pertanyaan, apa yang menyebabkan rendahnya nilai rata-rata tersebut?
B.Sumber Masalah
dalam Penelitian
Proses perumusan masalah dimulai
karena adanya problem yang teridentifikasi, penentuan prioritas masalah yang
akan diteliti dan analisa untuk menentukan masalah-masalah yang mungkin untuk
diteliti.
Ketika ditemukan suatu masalah, tidak
selalu masalah tersebut bisa langsung terindentifikasi apalagi dirumuskan
menjadi suatu topik penelitian. Hal ini bisa terjadi karena luasnya persoalan
yang ditemui maupun kurangnya informasi yang berkaitan dengan masalah tersebut.
Dengan analisa akan menolong untuk mencari kemungkinan-kemungkinan masalahnya
dan selanjutnya berdasarkan prioritasnya akan dapat dipilih masalah yang akan
ditetapkan untuk diteliti.
Awal sebuah
penelitian
Berdasarkan
uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa yang pertama kali menjadi titik awal
perumusan masalah adalah suatu masalah yang teridentifikasi, suatu masalah
tersebut dapat bersumber dari :
Adanya keadilan
atau kenyataan yang janggal, tidak diharapkan atau tidak semestinya.
Contohnya :Pada
waktu melewati jalan di depan Pasar Klewer (Solo), ditemui keruwetan dan
kekacauan lalu lintas. Timbul keinginan untuk membuat arus menjadi teratur dan
tertib. Kemudian mencoba untuk melihat kemungkinan-kemungkinan penyebabnya.
Dari semua kemungkinan, ditetapkan satu atau dua faktor utama untuk diteliti.
Adanya kekurangan
informasi.
Contohnya :Sebuah
perusahaan mengeluarkan produk baru yang dikatakan mampu meningkatkan
workability beton. Banyak kontraktor yang menggunakannya dan memang terbukti
demikian adanya. Namun, produk itu belum diuji efeknya pada properties yang
lain: seperti segregasi, porositas, dan lainnya. Maka dirasa perlu untuk
mengisi kekosongan informasi ini dengan melakukan penelitian tentang efek
penggunaan produk tersebut pada porositas beton misalnya.
Merupakan tindak lanjut
dari adanya informasi awal dari hasil penelitian sebelumnya, baik untuk
menambahkan apa yang belum tercover dalam penelitian sebelumnya maupun untuk
menambahkan informasi yang sudah didapat dari penelitian sebelumnya.
Contohnya :Hasil
laporan dari penelitian tentang pencemaran sungai Bengawan Solo yang
diakibatkan oleh pembuangan limbah oleh pabrik-pabrik memberi rekomendasi untuk
melakukan penelitian yang sama tapi menggunakan sample air sungai yang diambil
di bagian yang lain dari sungai itu, misalnya di daerah hilir.
Adanya informasi
yang cukup banyak tentang faktor-faktor yang berkaitan dengan suatu masalah dan
berusaha menghubungkan faktor-faktor tersebut dalam sebuah model.
Contohnya :Sudah
diketahui bahwa susut pada beton dipengaruhi oleh kadar semen dalam campuran,
faktor air semen, umur beton, serta temperatur dan kelembaban udara dimana
beton tersebut berada. Timbul keinginan untuk mengkuantifikasi semua faktor itu
dan menghubungkannya satu dengan yang lain sehingga didapat satu model yang bisa
dipakai untuk memprediksi jumlah susut beton pada umur tertentu berdasarkan
factor-faktor lain yang diketahui.
Adanya keraguan
atas hasil, model, atau teori yang diusulkan oleh peneliti lain.
Contohnya
:Seorang peneliti menjelaskan bahwa penyebab terjadinya banjir yang berulang
kali terjadi di kota Solo sejak tahun 2000 adalah karena penebangan pohon di
daerah hulu sungai Bengawan Solo. Sekalipun memang ada evidence yang
menunjukkan masyarakat daerah hulu sungai memang menebang pohon, tetapi ada
faktor lain yang tidak dipertimbangkan oleh peneliti tersebut yaitu padatnya
hunian di bantaran sungai.
Adanya
pertentangan dalam hasil, model atau teori yang diajukan oleh berbagai
peneliti.
Contohnya :Dari
informasi yang diperoleh diberbagai literatur ditemukan adanya perbedaan model
yang cukup mencolok untuk memprediksi kekuatan beton pada umur 28 hari antara
satu peneliti dengan yang lain. Maka dirasa perlu untuk melakukan experiment
untuk memverifikasi model yang tepat.
Demikianlah
sedikit mengenai sumber-sumber yang menjadi titik awal sebuah penelitian
dilakukan. Dengan adanya masalah maka akan timbul keinginan untuk melakukan
penelitian dan menarik kesimpulan dari hasil penelitian tersebut.
C.Jenis-Jenis
Masalah
Terdapat tiga jenis
rumusan masalah penelitian, yaitu rumusan masalah deskriptif,
rumusan masalah komparatif dan rumusan masalah asosiatif.
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah
yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri baik
hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam
penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel
yang lain dan mencari hubungan variabel itu dengan
variabel yang lain.
Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel
yang berbeda.
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian
yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga
bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan
interaktif
.D. Kriteria Perumusan MasalahYang Baik
Mengingat demikian pentingnya kedudukan perumusan masalah
di dalam kegiatan penelitian, sampai-sampai memunculkan suatu anggapan yang
menyatakan bahwa kegiatan melakukan perumusan masalah, merupakan kegiatan
separuh dari penelitian itu sendiri. Pada bagian ini akan dipaparkan
beberapa kriteria perumusan masalah.
Ada setidak-tidaknya tiga kriteria yang diharapkan dapat
dipenuhi dalam perumusan masalah penelitian yaitu kriteria pertama dari suatu
perumusan masalah adalah berwujud kalimat tanya atau yang bersifat kalimat
interogatif, baik pertanyaan yang memerlukan jawaban deskriptif, maupun
pertanyaan yang memerlukan jawaban eksplanatoris, yaitu yang menghubungkan dua
atau lebih fenomena atau gejala di dalam kehidupan manusaia.
Kriteria Kedua dari suatu masalah penelitian adalah
bermanfaat atau berhubungan dengan upaya pembentukan dan perkembangan teori,
dalam arti pemecahannya secara jelas, diharapkan akan dapat memberikan
sumbangan teoritik yang berarti, baik sebagai pencipta teori-teori baru maupun
sebagai pengembangan teori-teori yang sudah ada.
Kriteria ketiga, adalah bahwa suatu perumusan masalah yang
baik, juga hendaknya dirumuskan di dalam konteks kebijakan pragmatis yang
sedang aktual, sehingga pemecahannya menawarkan implikasi kebijakan yang
relevan pula, dan dapat diterapkan secara nyata bagi proses pemecahan masalah
bagi kehidupan manusia.
Hal yang yang
penting dan perlu dikerhatikan oleh calon peneliti setelah menemukan masalah
adalah, apakah masalah yang akan diangkat memenuhi karakteristik masalah yang
baik. Ada beberapa kriteria masalah penelitian yang baik, antara lain:
- Topik
atau judul menarik
- Pemecahan
masalah benar-benar bermanfaat bagi orang-orang dalam lapangan pekerjaan
atau bidang tertentu.
- Masalah
harus merupakan hal baru
- Masalah
harus mengandung rancangan yang lebih komplek.
- Harus
dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang diinginkan
- Tidak
bertentangan dengan etika dengan moral
Setelah menemukan masalah dalam penelitian, peneliti dapat
merumuskan judul penelitian. Judul penelitian yang baik harus mengandung
beberapa unsur antara lain: variabel-variabel yang akan diteliti, hubungan
antara variable dan populasi sasaran.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Ø
masalah
penelitian adalah suatu kondisi dimana terjadinya kesenjangan antara yang
diharapkan dengan fakta yang terjadi di lapangan
Ø
Ketika ditemukan
suatu masalah, tidak selalu masalah tersebut bisa langsung terindentifikasi
apalagi dirumuskan menjadi suatu topik penelitian. Hal ini bisa terjadi karena
luasnya persoalan yang ditemui maupun kurangnya informasi yang berkaitan dengan
masalah tersebut. Dengan analisa akan menolong untuk mencari
kemungkinan-kemungkinan masalahnya dan selanjutnya berdasarkan prioritasnya
akan dapat dipilih masalah yang akan ditetapkan untuk diteliti.
Ø Terdapat tiga jenis
rumusan masalah penelitian, yaitu rumusan masalah deskriptif,
rumusan masalah komparatif dan rumusan masalah asosiatif.
Ø
Ada beberapa
kriteria masalah penelitian yang baik, antara lain:
·
Topik atau judul
menarik
·
Pemecahan masalah
benar-benar bermanfaat bagi orang-orang dalam lapangan pekerjaan atau bidang
tertentu.
·
Masalah harus
merupakan hal baru
·
Masalah harus
mengandung rancangan yang lebih komplek.
·
Harus dapat
diselesaikan sesuai dengan waktu yang diinginkan
·
Tidak
bertentangan dengan etika dengan moral
Referensi
1.Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan,
Kompetensi dan Praktiknya (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 21
2.Punaji Setyosari, Metode Penelitian
Pendidikan dan Pengembangan (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm. 53
3.Kusno AS. ST, PhD dalam Bahan Ajar Mata
Kuliah Metode Penelitian, Universitas Sebelas Maret Surakarta
4.Algebra, Masalah Dalam Penelitian (Online:
http://algebra-wanini.blogspot.com)
5.Ahmad Kurnia, Perumusan Masalah Penelitian
(Online: http://skripsimahasiswa.blogspot.com)