MODEL PROSES PENELITIAN PENDIDIKAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah:
Metodologi Penelitian
Pendidikan
Dosen Pengampu: Imam
Subqi, M.Si., M.Pd.
Disusun
Oleh:
DLIYA
UDIN WIFQI
11110115
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI AGAMA ISLAM ( PAI )
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )
SALATIGA
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Model proses penelitian menggambarkan
rancangan penelitian yang meliputi prosedur atau langkah-langkah yang harus
ditempuh, waktu penelitian, sumber data, serta dengan cara apa data tersebut
diperoleh dan diolah/dianalisis. Dalam praktiknya terdapat sejumlah metode yang
biasa digunakan untuk kepentingan penelitian. Berikut ini akan dikemukakan
secara singkat beberapa metode penelitian sederhana yang sering digunakan dalam
penelitian pendidikan.
Penelitian merupakan sebagai
kegiatan atau usaha yang terorganisir dan sistematis untuk menginvestigasi
permasalahan-permasalahan tertentu yang perlu pemecahan. Serangkaian
langkah perlu direncanakan dan dilakukan untuk menemukan jawaban dari issues
yang menjadi fokus dalam lingkungan kerja
B.Rumusan
Masalah
Mengetahui
model-model penelitian
Mengetahui
proses penelitian
C.Tujuan
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian pendidikan, serta
mengetahui apa saja model proses penelitian pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Model proses penelitian
Model proses penelitian menggambarkan
rancangan penelitian yang meliputi prosedur atau langkah-langkah yang harus
ditempuh, waktu penelitian, sumber data, serta dengan cara apa data tersebut
diperoleh dan diolah/dianalisis. Dalam praktiknya terdapat sejumlah metode yang
biasa digunakan untuk kepentingan penelitian. Berikut ini akan dikemukakan
secara singkat beberapa metode penelitian sederhana yang sering digunakan dalam
penelitian pendidikan
Macam-macam model proses penelitian yaitu:
1.
Berdasarkan Tempat
a.Penelitian Pustaka
Suatu penelitian yang dilakukan diruang perpustakaan untuk menghimpun dan menganalisis data yang bersumber dari perpustakaan, baik berupa buku-buku, periodikal-periodikal, seperti majalah-majalah ilmiah yang diterbitkan secara berkala, kisah-kisah sejarah, dokumen-dokumen dan materi fokus lainnya, yang dapat dijadikan sebagai sumber rujukan untuk menyusun suatu laporan ilmiah.
Suatu penelitian yang dilakukan diruang perpustakaan untuk menghimpun dan menganalisis data yang bersumber dari perpustakaan, baik berupa buku-buku, periodikal-periodikal, seperti majalah-majalah ilmiah yang diterbitkan secara berkala, kisah-kisah sejarah, dokumen-dokumen dan materi fokus lainnya, yang dapat dijadikan sebagai sumber rujukan untuk menyusun suatu laporan ilmiah.
b.Penelitian Laboratorium
suatu penelitian yang dilakukan dalam laboratorium yaitu suatu tempat yang dilengkapi perangkat khsus untuk melakukan penyelidikan terhadap segala gejala tertentu melalui tes-tes stau uji yang juga dilakukan untuk menyusun laporan ilmiah.
suatu penelitian yang dilakukan dalam laboratorium yaitu suatu tempat yang dilengkapi perangkat khsus untuk melakukan penyelidikan terhadap segala gejala tertentu melalui tes-tes stau uji yang juga dilakukan untuk menyusun laporan ilmiah.
c.Penelitian Lapangan
yaitu suatu penelitian yang dilakukan dilapangan atau lokasi penelitian, suatu tempat yang dipilih sebagai lokasi untuk menyelidiki gejala objektif sebagai terjadi dilokasi tersebut, yang digunakan juga untuk penyusunan laporan ilmiah.
yaitu suatu penelitian yang dilakukan dilapangan atau lokasi penelitian, suatu tempat yang dipilih sebagai lokasi untuk menyelidiki gejala objektif sebagai terjadi dilokasi tersebut, yang digunakan juga untuk penyusunan laporan ilmiah.
2. Berdasarkan Sifat
Ditinjau dari segi sifatnya,
penelitian dibedakan dalam 3 macam, yaitu:
a.Penelitian dasar
Penelitian yang bermula darikenyatan objektif yang diamati secara empirik, kemudian ditelaah melalui analisis untuk disusun sebagai laporan ilmiah. Penelitian semacam ini biasanya dilakukan untuk penelitian suatu teori melalui pengujian hipotesis, yang dirumuskan berdasarkan teori tertentu karena belum ada teori yang berkaitan dengan kenyataan objektif yang sedang diamati
Penelitian yang bermula darikenyatan objektif yang diamati secara empirik, kemudian ditelaah melalui analisis untuk disusun sebagai laporan ilmiah. Penelitian semacam ini biasanya dilakukan untuk penelitian suatu teori melalui pengujian hipotesis, yang dirumuskan berdasarkan teori tertentu karena belum ada teori yang berkaitan dengan kenyataan objektif yang sedang diamati
b.Penelitian Vertical
Yaitu penelitian yang bermula dari teori yang ada, kemusian dihubungkan dengan kenyataan objektif yang di amati secara empirik yang ditelaah melalui analisis ilmiah sebagai koreksi atas kebenaran teori tersebut. Hasil penelaahan bisa mengukuhkan teoriyang diperiksa bisa juga menolaknya, tumbanglah teori yang diperiksa dan lahirlah teori yang baru.
Yaitu penelitian yang bermula dari teori yang ada, kemusian dihubungkan dengan kenyataan objektif yang di amati secara empirik yang ditelaah melalui analisis ilmiah sebagai koreksi atas kebenaran teori tersebut. Hasil penelaahan bisa mengukuhkan teoriyang diperiksa bisa juga menolaknya, tumbanglah teori yang diperiksa dan lahirlah teori yang baru.
c.Penelitian Survey
yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan pemeriksaan terhadap segala yang berlangsungdi lokasi penelitian. Lazimnya dilakukan terhadap suatu unit sampel bukan terhadap suatu unit sasaran.
yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan pemeriksaan terhadap segala yang berlangsungdi lokasi penelitian. Lazimnya dilakukan terhadap suatu unit sampel bukan terhadap suatu unit sasaran.
3.Berdasarkan Jenis
a.Penelitian Eksploratif
Yaitu suatu penelitian yang bermaksud mengadakan penjajakan atau pengenalan terhadap gejala tertentu. Dalam penelitian ini diperlukan rujukan teori dan belum digunakan hipotesis.
Yaitu suatu penelitian yang bermaksud mengadakan penjajakan atau pengenalan terhadap gejala tertentu. Dalam penelitian ini diperlukan rujukan teori dan belum digunakan hipotesis.
b.Penelitian Deskriptif
yaitu suatu penelitian yang bermaksud mengadakan pemeriksaan dan pengukuran-pengukuran terhadap gejala-gejala tertentu. Dalam penelitian macam ini landasan teori mulai diperlukan. Tetapi mulai digunakan sebagai landasan untuk menentukan editorial kriteria pengukuran terhadapa yang diamati dan akan diukur.
yaitu suatu penelitian yang bermaksud mengadakan pemeriksaan dan pengukuran-pengukuran terhadap gejala-gejala tertentu. Dalam penelitian macam ini landasan teori mulai diperlukan. Tetapi mulai digunakan sebagai landasan untuk menentukan editorial kriteria pengukuran terhadapa yang diamati dan akan diukur.
c.Penelitian konformatif
yaitu suatu penelitian yang bermaksud menelaah dan menjelaskan pola hubungan antara dua fariabel atau lebih yang jenis ini dukunga teori telah dibutuhkan, baik untuk digunakan sebagai landasan dalam mengajukan hipotesis maupun untuk menentukan kriteria pengukuran terhadap adanya hubungan antara variabel-variabel yang diteliti, diantaranya melalui pengujian hipotesis.
yaitu suatu penelitian yang bermaksud menelaah dan menjelaskan pola hubungan antara dua fariabel atau lebih yang jenis ini dukunga teori telah dibutuhkan, baik untuk digunakan sebagai landasan dalam mengajukan hipotesis maupun untuk menentukan kriteria pengukuran terhadap adanya hubungan antara variabel-variabel yang diteliti, diantaranya melalui pengujian hipotesis.
4.Menurut fungsi
a.Penelitian terapan, penelitian
untuk memperoleh kejelasan hubungan antar fakta data informasi,guna pemecahan
masalah.
b.Penelitian dasar: Penelitian
untuk menemukan keteraturan/ order berbentuk prinsip, dalil/kaidah, hukum atau
teori guna pengembangan ilmu.
5.Menurut Pendekatan
a.Penelitian
kuantitatif/positifistik:Penelitian bersifat obyektif, kuantitatif, fixed,
menggunakan instrumen standar, guna menghasilkan inferensi, generalisasi
prediksi.
b. Penelitian kualitatif /
naturalistik: Penelitian bersifat holistik, kualitatif, subyektif, terbuka,
integral, konteksual, rasional, menggunakan penelitian sebagai instrumen, guna
menghasilkan deskripsi yang utuh dari suatu keadaan.
Ada beberapa model penelitian R & D dalam bidang
pendidikan, antara lain model Sugiyono dan model Borg and Gall. Secara ringkas
kedua model tersebut diuraikan sebagai berikut.
Model Sugiyono
Menurut
Sugiyono (2009), langkah-langkah penelitian R & D terdiri dari 10 langkah
sebagai berikut: (1) Potensi dan masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain
produk, (4) Validasi desain, (5) Revisi desain, (6) Ujicoba produk, (7) Revisi
produk, (8) Ujicoba pemakaian, (9) Revisi produk, dan (10) Produksi masal.
Secara skematik langkah-langkah tersebut ditunjukkan
pada gambar berikut.
Gambar 1. Langkah-langkah Penelitian R & D menurut
Sugiyono
Langkah-langkah tersebut secara ringkas dijelaskan
sebagai berikut.
Potensi dan Masalah
Penelitian
berawal dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang
bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Masalah juga bisa dijadikan
sebagai potensi, apabila dapat mendayagunakannya. Masalah akan terjadi jika
terdapat penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Masalah ini
dapat diatasi melalui R & D dengan cara meneliti sehingga dapat ditemukan
suatu model, pola atau sistem penanganan terpadu yang efektif yang dapat
digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Potensi dan masalah yang
dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data empirik. Data
tentang potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri, tetapi bisa berdasarkan
laporan penelitian orang lain atau dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan
atau instansi tertentu yang masih up to date.
Mengumpulkan Informasi
Setelah
potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan up to date,
selanjutnya dikumpulkan berbagai informasi dan studi literatur yang dapat
digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat
mengatasi masalah tersebut. Studi ini ditujukan untuk menemukan konsep-konsep atau
landasan-landasan teoretis yang memperkuat suatu produk, khususnya yang terkait
dengan produk pendidikan, misal produk yang berbentuk model, program, sistem,
pendekatan, software dan sebagainya. Di sisi lain melalui studi
literatur akan dikaji ruang lingkup suatu produk, keluasan penggunaan,
kondisi-kondisi pendukung agar produk dapat digunakan atau diimplementasikan
secara optimal, serta keunggulan dan keterbatasannya. Studi literatur juga
diperlukan untuk mengetahui langkah-langkah yang paling tepat dalam
pengembangan produk tersebut.
Desain Produk
Produk
yang dihasilkan dari penelitian R & D ada banyak macamnya. Untuk
menghasilkan sistem kerja baru, harus dibuat rancangan kerja baru berdasarkan
penilaian terhadap system kerja lama, sehingga dapat ditemukan kelemahan -
kelemahan terhadap sistem tersebut. Disamping itu dilakukan penelitian terhadap
unit lain yang dipandang sistem kerjanya bagus. Selain itu harus mengkaji
referensi mutakhir yang terkait dengan sistem kerja yang modern berikut indikator
sistem kerja yang baik. Hasil akhir dari kegiatan ini berupa desain produk baru
yang lengkap dengan spesifikasinya. Desain ini masih bersifat hipotetik karena
efektivitasya belum terbukti, dan akan dapat diketahui setelah melalui
pengujian-pengujian. Desain produk harus diwujudkan dengan gambar atau bagan,
sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya, serta
akan memudahkan pihak lain untuk memahaminya.
Validasi Desain
Validasi
desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam
hal ini sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama
atau tidak. Dikatakan secara rasional, karena validasi disini masih bersifat
penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan. Validasi produk
dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang
sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap
pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui
kelemahan dan kekuatannya. Validasi desain dapat dilakukan dalam forum diskusi.
Sebelum diskusi peneliti mempresentasikan proses penelitian sampai ditemukan
desain tersebut, berikut keunggulannya.
Perbaikan Desain
Setelah
desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya .
maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba
untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki
desain adalah peneliti yang mau menghasilkan produk tersebut.
Uji coba Produk
Desain
produk yang telah dibuat tidak bisa langsung diuji coba dahulu. Tetapi harus
dibuat terlebih dahulu, menghasilkan produk, dan produk tersebut yang
diujicoba. Pengujian dapat dilakukan dengan ekperimen yaitu membandingkan
efektivitas dan efesiensi sistem kerja lama dengan yang baru.
Revisi Produk
Pengujian
produk pada sampel yang terbatas tersebut menunjukkan bahwa kinerja sistem
kerja baru ternyata yang lebih baik dari sistem lama. Perbedaan sangat
signifikan, sehingga sistem kerja baru tersebut dapat diberlakukan.
Ujicoba Pemakaian
Setelah
pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada revisi yang tidak terlalu
penting, maka selanjutnya produk yang berupa sistem kerja baru tersebut
diterapkan dalam kondisi nyata untuk lingkup yang luas. Dalam operasinya sistem
kerja baru tersebut, tetap harus dinilai kekurangan atau hambatan yang muncul
guna untuk perbaikan lebih lanjut.
Revisi Produk
Revisi
produk ini dilakukan, apabila dalam perbaikan kondisi nyata terdapat kekurangan
dan kelebihan. Dalam uji pemakaian, sebaiknya pembuat produk selalu
mengevaluasi bagaimana kinerja produk dalam hal ini adalah sistem kerja.
Pembuatan Produk Masal
Pembuatan
produk masal ini dilakukan apabila produk yang telah diujicoba dinyatakan
efektif dan layak untuk diproduksi masal. Sebagai contoh pembuatan mesin untuk
mengubah sampah menjadi bahan yang bermanfaat, akan diproduksi masal apabila
berdasarkan studi kelayakan baik dari aspek teknologi, ekonomi dan ligkungan
memenuhi. Jadi untuk memproduksi pengusaha dan peneliti harus bekerja sama.
Model Borg and Gall
Menurut
Borg dan Gall (1989), penelitian R & D dalam pendidikan meliputi sepuluh
langkah, yakni: (1) Research and Information colletion, (2) Planning,
(3) Develop Preliminary form of Product, (4) Preliminary Field
Testing, (5) Main Product Revision, (6) Main Field Testing,
(7) Operational Product Revision, (8) Operational Field Testing,
(9) Final Product Revision, dan (10) Disemination and Implementasi.
Skema langkah-langkah tersebut ditunjukkan pada gambar berikut.
Gambar 2. Langkah-langkah Penelitian R & D menurut
Borg dan Gall
Secara ringkas langkah-langkah penelitian R & D
menurut Borg dan Gall diuraikan sebagai berikut.
Research and Information colletion (penelitian dan pengumpulan data)
Langkah
pertama ini meliputi analisis kebutuhan, studi pustaka, studi literatur,
penelitian skala kecil dan standar laporan yang dibutuhkan. Untuk melakukan analisis
kebutuhan ada beberapa kriteria yang terkait dengan urgensi pengembangan produk
dan pengembangan produk itu sendiri, juga ketersediaan SDM yang kompeten dan
kecukupan waktu untuk mengembangkan.Adapun studi literatur dilakukan untuk
pengenalan sementara terhadap produk yang akan dikembangkan, dan ini dilakukan
untuk mengumpulkan temuan riset dan informasi lain yang bersangkutan dengan
pengembangan produk yang direncanakan. Sedangkan riset skala kecil perlu
dilakukan agar peneliti mengetahui beberapa hal tentang produk yang akan
dikembangkan.
Planning (perencanaan)
Menyusun
rencana penelitian, meliputi kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam
pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian
tersebut, desain atau langkah-langkah penelitian, kemungkinan pengujian dalam
lingkup terbatas.
Develop Preliminary form of Product (pengembangan draft produk awal)
Langkah
ini meliputi penentuan desain produk yang akan dikembangkan (desain hipotetik),
penentuan sarana dan prasarana penelitian yang dibutuhkan selama proses
penelitian dan pengembangan, penentuan tahap-tahap pelaksanaan uji desain di
lapangan, dan penentuan deskripsi tugas pihak-pihak yang terlibat dalam
penelitian. Termasuk di dalamnya antara lain pengembangan bahan pembelajaran,
proses pembelajaran dan instrumen evaluasi.
Preliminary Field Testing (uji coba lapangan awal)
Langkah
ini merupakan uji produk secara terbatas, yaitu melakukan uji lapangan awal
terhadap desain produk, yang bersifat terbatas, baik substansi desain maupun
pihak-pihak yang terlibat. Uji lapangan awal dilakukan secara berulang-ulang
sehingga diperoleh desain layak, baik substansi maupun metodologi. Misal uji
ini dilakukan di 1 sampai 3 sekolah, menggunakan 6 sampai 12 subjek uji coba
(guru). Selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara dan pengedaran angket.
Pengumpulan data dengan kuesioner dan observasi yang selanjutnya dianalisis.
Main Product Revision (revisi hasil uji coba)
Langkah
ini merupakan perbaikan model atau desain berdasarakan uji lapangan terbatas.
Penyempurnaan produk awal akan dilakukan setelah dilakukan uji coba lapangan
secara terbatas. Pada tahap penyempurnaan produk awal ini, lebih banyak
dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Evaluasi yang dilakukan lebih pada
evaluasi terhadap proses, sehingga perbaikan yang dilakukan bersifat perbaikan
internal.
Main Field Testing (uji lapangan produk utama)
Langkah
ini merupakan uji produk secara lebih, meliputi uji efektivitas desain produk,
uji efektivitas desain (pada umumnya menggunakan teknik eksperimen model
penggulangan). Hasil dari uji ini adalah diperolehnya desain yang efektif, baik
dari sisi substansi maupun metodologi. Contoh uji ini misal dilakukan di 5
sampai 15 sekolah dengan 30 sampai 100 subjek. Pengumpulan data tentang dampak
sebelum dan sesudah implementasi produk menggunakan kelas khusus, yaitu data
kuantitatif penampilan subjek uji coba (guru) sebelum dan sesudah menggunakan
model yang dicobakan. Hasil-hasil pengumpulan data dievaluasi dan kalau mungkin
dibandingkan dengan kelompok pembanding.
Operational Product Revision (revisi produk)
Langkah
ini merupakan penyempurnaan produk atas hasil uji lapangan berdasarkan masukan
dan hasil uji lapangan utama. Jadi perbaikan ini merupakan perbaikan kedua
setelah dilakukan uji lapangan yang lebih luas dari uji lapangan yang pertama.
Penyempurnaan produk dari hasil uji lapangan lebih luas ini akan lebih
memantapkan produk yang dikembangkan, karena pada tahap uji coba lapangan
sebelumnya dilaksanakan dengan adanya kelompok kontrol. Desain yang digunakan
adalah pretest dan posttest. Selain perbaikan yang bersifat internal.
Penyempurnaan produk ini didasarkan pada evaluasi hasil sehingga pendekatan
yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif.
Operational Field Testing (uji coba lapangan skala luas/uji
kelayakan)
Langkah
ini sebaiknya dilakukan dengan skala besar, meliputi uji efektivitas dan
adaptabilitas desain produk, dan uji efektivitas dan adabtabilitas desain
melibatkan para calon pemakai produk. Hasil uji lapangan berupa model desain
yang siap diterapkan, baik dari sisi substansi maupun metodologi. Misal uji ini
dilakukan di 10 sampai 30 sekolah dengan 40 sampai 200 subjek. Pengujian
dilakukan melalui angket, wawancara, dan observasi dan hasilnya dianalisis.
Final Product Revision (revisi produk final)
Langkah
ini merupakan penyempurnaan produk yang sedang dikembangkan. Penyempurnaan
produk akhir dipandang perlu untuk lebih akuratnya produk yang dikembangkan.
Pada tahap ini sudah didapatkan suatu produk yang tingkat efektivitasnya dapat
dipertanggungjawabkan. Hasil penyempurnaan produk akhir memiliki nilai
"generalisasi" yang dapat diandalkan. Penyempurnaan didasarkan
masukan atau hasil uji kelayakan dalam skala luas.
Disemination and Implementasi (Desiminasi dan implementasi)
Desiminasi
dan implementasi, yaitu melaporkan produk pada forum-forum profesional di dalam
jurnal dan implementasi produk pada praktik pendidikan. Penerbitan produk untuk
didistribusikan secara komersial maupun free untuk dimanfaatkan oleh
publik. Distribusi produk harus dilakukan setelah melalui quality control.
Disamping harus dilakukan monitoring terhadap pemanfaatan produk oleh publik
untuk memperoleh masukan dalam kerangka mengendalikan kualitas produk.
B.Proses Penelitian:
Penelitian merupakan sebagai kegiatan
atau usaha yang terorganisir dan sistematis untuk menginvestigasi
permasalahan-permasalahan tertentu yang perlu pemecahan. Serangkaian
langkah perlu direncanakan dan dilakukan untuk menemukan jawaban dari issues
yang menjadi fokus dalam lingkungan kerja .
Langkah pertama dari riset itu sendiri adalah mengetahui problem areas
(permasalahan ) organisasi dan mengidentifikasi secara jelas serta terinci
problem-problem yang ada untuk diteliti dan diretivikasi. Satu permasalahan
atau berbagai permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian didefinisikan
secara jelas, kemudian langkah selanjutnya adalah mengumpulkan informasi,
menganalisa data dan menghilangkan problem-problem semu yang mungkin mengikuti
problem yang sesungguhnya. Dengan melakukan kegiatan-kegiatan korektif
maka problem tersebut dapat dipecahkan. Proses riset perlu dilakukan
secara sistematis, cermat, kritis, objektif dan logis.
Kita sekarang dapat mengetahui
penelitian sebagai sesuatu aktivitas yang terorganisir, sistematis berdasarkan
data, kritis membutuhkan pengetahuan atau investigasi pada masalah-masalah
tertentu, untuk menemukan solusi yang objektif. Pada intinya riset
memberikan suatu informasi yang memampukan manajer, pihak-pihak pembuat
kebijakan membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk
mengatasi permasalahan.
Dalam
buku Uma Sekaran proses penelitian dimulai dari:
1.
Perumusan masalah melalui obeservasi terhadap hal-hal yang menarik bagi
peneliti dan pengumpulan data awal serta survey.
2.
Melakukan telaah kritis berdasarkan rerangka teori yang ada dalam upaya
merumuskan hipotesis
3.
Merumuskan Hipotesis
4.
Merancang desain penelitian
5.
Mengumpulkan data, menganalisa data dan melakukan intepretasi hasil untuk
membuat kesimpulan apakah hasil penelitian tersebut mendukung hipotesa
penelitian (Hipotesa Alternatif) ataukan tidak berhasil menolak hipotesa rival
(Hipotesa Null)
Mengidentifikasi Masalah
Tahapan
perumusan masalah merupakan tahap pertama dalam melakukan penelitian. Tahap ini
merupakan tahap yang paling penting dalam penelitian, karena semua jalannya
penelitian akan dituntun oleh perumusan masalah. Tanpa perumusan masalah yang
jelas, maka peneliti akan kehilangan arah dalam melakukan penelitian.
Rerangka
Teori
Pada tahapan ini peneliti melakukan apa yang disebut dengan telaah literatur
dengan cara mempelajari buku-buku referensi dan hasil penelitian sejenis
sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain. Tujuannya ialah untuk
mendapatkan landasan teori yang kuat mengenai masalah penelitian. Telaah
teori merupakan landasan peneliti untuk memahami masalah yang diteliti sesuai
dengan kerangka berpikir yang ilmiah dan rasional.
Membuat
Hipotesa
Penyusunan hipotesa dilakukan setelah
ada telaah literatur terhadap teori dan hasil –hasil penelitian sebelumnya yang
relevan dengan tujuan penelitian. Hipotesa merupakan dugaan sementara
atau jawaban sementara dari masalah penelitian. Tidak semua
penelitian memerlukan hipotesa misalnya penelitian deskriptif.
Menyusun
Desain Penelitian
Desai penelitian merupakan dasar dalam melakukan penelitian. Desain
penelitian dimulai dari sampel yang dipilih samapi dengan bagaimana cara melakukan
intepretasi terhadap hasil penelitian.
Pengumpulan,
Analisa Data Dan Intepretasi Hasil
Pengumpulan data merupakan tahap penting dari penelitian karena dari data
inilah kemudian ditarik kesimpulan. Setalah tahapan pengumpulan data
dilakukan maka kemudian data tersebut dional dan dianalisa. Hasil analisa
data lalu diintepretasikan untuk mengetahui apakah dapat menjawab permasalahan
atau pertanyaan penelitian.
Deduksi/penarikan
kesimpulan
Kesimpulan harus didasarkan atas data yang ada apakah: Menerima atau tidak
mendukung hipotesa penelitian dan Menjawab pertanyaan penelitian.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Macam-macam
model proses penelitian yaitu:
- Berdasarkan
tempat:penelitianpustaka,penelitian laboratorium dan penelitian lapangan
- Berdasarkan sifat:penelitian
dasar,penelitian vertical dan penelitian survey
- Berdasarkan Jenis:Penelitian Eksploratif Penelitian Deskriptif dan Penelitian konformatif
- Menurut fungsi:Penelitian dasar dan
Penelitian terapan
- Menurut Pendekatan: Penelitian kuantitatif dan Penelitian kualitatif
Menurut Sugiyono (2009), langkah-langkah penelitian R
& D terdiri dari 10 langkah sebagai berikut: (1) Potensi dan masalah, (2)
Pengumpulan data, (3) Desain produk, (4) Validasi desain, (5) Revisi desain, (6)
Ujicoba produk, (7) Revisi produk, (8) Ujicoba pemakaian, (9) Revisi produk,
dan (10) Produksi masal
Menurut Borg dan Gall (1989), penelitian R & D
dalam pendidikan meliputi sepuluh langkah, yakni: (1) Research and
Information colletion, (2) Planning, (3) Develop Preliminary form
of Product, (4) Preliminary Field Testing, (5) Main Product
Revision, (6) Main Field Testing, (7) Operational Product
Revision, (8) Operational Field Testing, (9) Final Product
Revision, dan (10) Disemination and Implementasi.
Dalam
buku Uma Sekaran proses penelitian dimulai dari:
1.
Perumusan masalah melalui obeservasi terhadap hal-hal yang menarik bagi
peneliti dan pengumpulan data awal serta survey.
2.
Melakukan telaah kritis berdasarkan rerangka teori yang ada dalam upaya
merumuskan hipotesis
3.
Merumuskan Hipotesis
4.
Merancang desain penelitian
5.
Mengumpulkan data, menganalisa data dan melakukan intepretasi hasil untuk
membuat kesimpulan apakah hasil penelitian tersebut mendukung hipotesa
penelitian (Hipotesa Alternatif) ataukan tidak berhasil menolak hipotesa rival
(Hipotesa Null)
Referensi:
Borg,
W.R. & Gall, M.D. Gall. (1989). Educational Research: An Introduction, Fifth
Edition. New York: Longman.
Ghufron,
A. 2011. Pendekatan
Penelitian dan Pengembangan (R&D) di Bidang Pendidikan dan Pembelajaran.
Handout. Fakultas Ilmu Pendidikan UNY.
Sugiyono.
2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R
& D. Bandung : Alfabeta.
Sukmadinata,
Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
http://mitoyono.blogspot.com/2010/12/makalah-metode-penelitian-bab-ii-proses.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar