Kamis, 11 Desember 2014

MODEL PROSES PENELITIAN PENDIDIKAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah:
Metodologi Penelitian Pendidikan

Dosen Pengampu: Imam Subqi, M.Si., M.Pd.



  


Disusun Oleh:
DLIYA UDIN WIFQI
11110115


JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI AGAMA ISLAM ( PAI )
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )
SALATIGA


  
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
          Model proses penelitian menggambarkan rancangan penelitian yang meliputi prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data, serta dengan cara apa data tersebut diperoleh dan diolah/dianalisis. Dalam praktiknya terdapat sejumlah metode yang biasa digunakan untuk kepentingan penelitian. Berikut ini akan dikemukakan secara singkat beberapa metode penelitian sederhana yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan.
           Penelitian merupakan sebagai kegiatan atau usaha yang terorganisir dan sistematis untuk menginvestigasi permasalahan-permasalahan tertentu yang perlu pemecahan.  Serangkaian langkah perlu direncanakan dan dilakukan untuk menemukan jawaban dari issues yang menjadi fokus dalam lingkungan kerja
B.Rumusan Masalah
Mengetahui model-model penelitian
Mengetahui proses penelitian

C.Tujuan
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian pendidikan, serta mengetahui apa saja model proses penelitian pendidikan.








BAB II

PEMBAHASAN


A.Model proses penelitian
            Model proses penelitian menggambarkan rancangan penelitian yang meliputi prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data, serta dengan cara apa data tersebut diperoleh dan diolah/dianalisis. Dalam praktiknya terdapat sejumlah metode yang biasa digunakan untuk kepentingan penelitian. Berikut ini akan dikemukakan secara singkat beberapa metode penelitian sederhana yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan
Macam-macam model proses penelitian yaitu:
1.      Berdasarkan Tempat
     a.Penelitian Pustaka
            Suatu penelitian yang dilakukan diruang perpustakaan untuk menghimpun dan menganalisis data yang bersumber dari perpustakaan, baik berupa buku-buku, periodikal-periodikal, seperti majalah-majalah ilmiah yang diterbitkan secara berkala, kisah-kisah sejarah, dokumen-dokumen dan materi fokus lainnya, yang dapat dijadikan sebagai sumber rujukan untuk menyusun suatu laporan ilmiah.
     b.Penelitian Laboratorium
          suatu penelitian yang dilakukan dalam laboratorium yaitu suatu tempat yang dilengkapi perangkat khsus untuk melakukan penyelidikan terhadap segala gejala tertentu melalui tes-tes stau uji yang juga dilakukan untuk menyusun laporan ilmiah.
     c.Penelitian Lapangan
           yaitu suatu penelitian yang dilakukan dilapangan atau lokasi penelitian, suatu tempat yang dipilih sebagai lokasi untuk menyelidiki gejala objektif sebagai terjadi dilokasi tersebut, yang digunakan juga untuk penyusunan laporan ilmiah.
2.      Berdasarkan Sifat
Ditinjau dari segi sifatnya, penelitian dibedakan dalam 3 macam, yaitu:
     a.Penelitian dasar
           Penelitian yang bermula darikenyatan objektif yang diamati secara empirik, kemudian ditelaah melalui analisis untuk disusun sebagai laporan ilmiah. Penelitian semacam ini biasanya dilakukan untuk penelitian suatu teori melalui pengujian hipotesis, yang dirumuskan berdasarkan teori tertentu karena belum ada teori yang berkaitan dengan kenyataan objektif yang sedang diamati
     b.Penelitian Vertical
            Yaitu penelitian yang bermula dari teori yang ada, kemusian dihubungkan dengan kenyataan objektif yang di amati secara empirik yang ditelaah melalui analisis ilmiah sebagai koreksi atas kebenaran teori tersebut. Hasil penelaahan bisa mengukuhkan teoriyang diperiksa bisa juga menolaknya, tumbanglah teori yang diperiksa dan lahirlah teori yang baru.
     c.Penelitian Survey
         yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan pemeriksaan terhadap segala yang berlangsungdi lokasi penelitian. Lazimnya dilakukan terhadap suatu unit sampel bukan terhadap suatu unit sasaran.

3.Berdasarkan Jenis
a.Penelitian Eksploratif
         Yaitu suatu penelitian yang bermaksud mengadakan penjajakan atau pengenalan terhadap gejala tertentu. Dalam penelitian ini diperlukan rujukan teori dan belum digunakan hipotesis.
b.Penelitian Deskriptif
         yaitu suatu penelitian yang bermaksud mengadakan pemeriksaan dan pengukuran-pengukuran terhadap gejala-gejala tertentu. Dalam penelitian macam ini landasan teori mulai diperlukan. Tetapi mulai digunakan sebagai landasan untuk menentukan editorial kriteria pengukuran terhadapa yang diamati dan akan diukur.
c.Penelitian konformatif
         yaitu suatu penelitian yang bermaksud menelaah dan menjelaskan pola hubungan antara dua fariabel atau lebih yang jenis ini dukunga teori telah dibutuhkan, baik untuk digunakan sebagai landasan dalam mengajukan hipotesis maupun untuk menentukan kriteria pengukuran terhadap adanya hubungan antara variabel-variabel yang diteliti, diantaranya melalui pengujian hipotesis.

4.Menurut fungsi
a.Penelitian terapan, penelitian untuk memperoleh kejelasan hubungan antar fakta data informasi,guna pemecahan masalah.
b.Penelitian dasar: Penelitian untuk menemukan keteraturan/ order berbentuk prinsip, dalil/kaidah, hukum atau teori guna pengembangan ilmu.
5.Menurut Pendekatan
a.Penelitian kuantitatif/positifistik:Penelitian bersifat obyektif, kuantitatif, fixed, menggunakan instrumen standar, guna menghasilkan inferensi, generalisasi prediksi.
b. Penelitian kualitatif / naturalistik: Penelitian bersifat holistik, kualitatif, subyektif, terbuka, integral, konteksual, rasional, menggunakan penelitian sebagai instrumen, guna menghasilkan deskripsi yang utuh dari suatu keadaan.
Ada beberapa model penelitian R & D dalam bidang pendidikan, antara lain model Sugiyono dan model Borg and Gall. Secara ringkas kedua model tersebut diuraikan sebagai berikut.
Model Sugiyono
            Menurut Sugiyono (2009), langkah-langkah penelitian R & D terdiri dari 10 langkah sebagai berikut: (1) Potensi dan masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain produk, (4) Validasi desain, (5) Revisi desain, (6) Ujicoba produk, (7) Revisi produk, (8) Ujicoba pemakaian, (9) Revisi produk, dan (10) Produksi masal.
Secara skematik langkah-langkah tersebut ditunjukkan pada gambar berikut.
Gambar 1. Langkah-langkah Penelitian R & D menurut Sugiyono
Langkah-langkah tersebut secara ringkas dijelaskan sebagai berikut.
Potensi dan Masalah
            Penelitian berawal dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Masalah juga bisa dijadikan sebagai potensi, apabila dapat mendayagunakannya. Masalah akan terjadi jika terdapat penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Masalah ini dapat diatasi melalui R & D dengan cara meneliti sehingga dapat ditemukan suatu model, pola atau sistem penanganan terpadu yang efektif yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data empirik. Data tentang potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri, tetapi bisa berdasarkan laporan penelitian orang lain atau dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih up to date.
Mengumpulkan Informasi
             Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan up to date, selanjutnya dikumpulkan berbagai informasi dan studi literatur yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Studi ini ditujukan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan teoretis yang memperkuat suatu produk, khususnya yang terkait dengan produk pendidikan, misal produk yang berbentuk model, program, sistem, pendekatan, software dan sebagainya. Di sisi lain melalui studi literatur akan dikaji ruang lingkup suatu produk, keluasan penggunaan, kondisi-kondisi pendukung agar produk dapat digunakan atau diimplementasikan secara optimal, serta keunggulan dan keterbatasannya. Studi literatur juga diperlukan untuk mengetahui langkah-langkah yang paling tepat dalam pengembangan produk tersebut.
Desain Produk
           Produk yang dihasilkan dari penelitian R & D ada banyak macamnya. Untuk menghasilkan sistem kerja baru, harus dibuat rancangan kerja baru berdasarkan penilaian terhadap system kerja lama, sehingga dapat ditemukan kelemahan - kelemahan terhadap sistem tersebut. Disamping itu dilakukan penelitian terhadap unit lain yang dipandang sistem kerjanya bagus. Selain itu harus mengkaji referensi mutakhir yang terkait dengan sistem kerja yang modern berikut indikator sistem kerja yang baik. Hasil akhir dari kegiatan ini berupa desain produk baru yang lengkap dengan spesifikasinya. Desain ini masih bersifat hipotetik karena efektivitasya belum terbukti, dan akan dapat diketahui setelah melalui pengujian-pengujian. Desain produk harus diwujudkan dengan gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya, serta akan memudahkan pihak lain untuk memahaminya.
Validasi Desain
            Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Dikatakan secara rasional, karena validasi disini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya. Validasi desain dapat dilakukan dalam forum diskusi. Sebelum diskusi peneliti mempresentasikan proses penelitian sampai ditemukan desain tersebut, berikut keunggulannya.
Perbaikan Desain
           Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya . maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki desain adalah peneliti yang mau menghasilkan produk tersebut.

Uji coba Produk
             Desain produk yang telah dibuat tidak bisa langsung diuji coba dahulu. Tetapi harus dibuat terlebih dahulu, menghasilkan produk, dan produk tersebut yang diujicoba. Pengujian dapat dilakukan dengan ekperimen yaitu membandingkan efektivitas dan efesiensi sistem kerja lama dengan yang baru.
Revisi Produk
            Pengujian produk pada sampel yang terbatas tersebut menunjukkan bahwa kinerja sistem kerja baru ternyata yang lebih baik dari sistem lama. Perbedaan sangat signifikan, sehingga sistem kerja baru tersebut dapat diberlakukan.
Ujicoba Pemakaian
            Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada revisi yang tidak terlalu penting, maka selanjutnya produk yang berupa sistem kerja baru tersebut diterapkan dalam kondisi nyata untuk lingkup yang luas. Dalam operasinya sistem kerja baru tersebut, tetap harus dinilai kekurangan atau hambatan yang muncul guna untuk perbaikan lebih lanjut.
Revisi Produk
           Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam perbaikan kondisi nyata terdapat kekurangan dan kelebihan. Dalam uji pemakaian, sebaiknya pembuat produk selalu mengevaluasi bagaimana kinerja produk dalam hal ini adalah sistem kerja.
Pembuatan Produk Masal
          Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang telah diujicoba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi masal. Sebagai contoh pembuatan mesin untuk mengubah sampah menjadi bahan yang bermanfaat, akan diproduksi masal apabila berdasarkan studi kelayakan baik dari aspek teknologi, ekonomi dan ligkungan memenuhi. Jadi untuk memproduksi pengusaha dan peneliti harus bekerja sama.


Model Borg and Gall
          Menurut Borg dan Gall (1989), penelitian R & D dalam pendidikan meliputi sepuluh langkah, yakni: (1) Research and Information colletion, (2) Planning, (3) Develop Preliminary form of Product, (4) Preliminary Field Testing, (5) Main Product Revision, (6) Main Field Testing, (7) Operational Product Revision, (8) Operational Field Testing, (9) Final Product Revision, dan (10) Disemination and Implementasi. Skema langkah-langkah tersebut ditunjukkan pada gambar berikut.
Gambar 2. Langkah-langkah Penelitian R & D menurut Borg dan Gall
Secara ringkas langkah-langkah penelitian R & D menurut Borg dan Gall diuraikan sebagai berikut.
Research and Information colletion (penelitian dan pengumpulan data)
             Langkah pertama ini meliputi analisis kebutuhan, studi pustaka, studi literatur, penelitian skala kecil dan standar laporan yang dibutuhkan. Untuk melakukan analisis kebutuhan ada beberapa kriteria yang terkait dengan urgensi pengembangan produk dan pengembangan produk itu sendiri, juga ketersediaan SDM yang kompeten dan kecukupan waktu untuk mengembangkan.Adapun studi literatur dilakukan untuk pengenalan sementara terhadap produk yang akan dikembangkan, dan ini dilakukan untuk mengumpulkan temuan riset dan informasi lain yang bersangkutan dengan pengembangan produk yang direncanakan. Sedangkan riset skala kecil perlu dilakukan agar peneliti mengetahui beberapa hal tentang produk yang akan dikembangkan.
Planning (perencanaan)
          Menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah penelitian, kemungkinan pengujian dalam lingkup terbatas.
Develop Preliminary form of Product (pengembangan draft produk awal)
               Langkah ini meliputi penentuan desain produk yang akan dikembangkan (desain hipotetik), penentuan sarana dan prasarana penelitian yang dibutuhkan selama proses penelitian dan pengembangan, penentuan tahap-tahap pelaksanaan uji desain di lapangan, dan penentuan deskripsi tugas pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian. Termasuk di dalamnya antara lain pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran dan instrumen evaluasi.
Preliminary Field Testing (uji coba lapangan awal)
            Langkah ini merupakan uji produk secara terbatas, yaitu melakukan uji lapangan awal terhadap desain produk, yang bersifat terbatas, baik substansi desain maupun pihak-pihak yang terlibat. Uji lapangan awal dilakukan secara berulang-ulang sehingga diperoleh desain layak, baik substansi maupun metodologi. Misal uji ini dilakukan di 1 sampai 3 sekolah, menggunakan 6 sampai 12 subjek uji coba (guru). Selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara dan pengedaran angket. Pengumpulan data dengan kuesioner dan observasi yang selanjutnya dianalisis.
Main Product Revision (revisi hasil uji coba)
           Langkah ini merupakan perbaikan model atau desain berdasarakan uji lapangan terbatas. Penyempurnaan produk awal akan dilakukan setelah dilakukan uji coba lapangan secara terbatas. Pada tahap penyempurnaan produk awal ini, lebih banyak dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Evaluasi yang dilakukan lebih pada evaluasi terhadap proses, sehingga perbaikan yang dilakukan bersifat perbaikan internal.
Main Field Testing (uji lapangan produk utama)
             Langkah ini merupakan uji produk secara lebih, meliputi uji efektivitas desain produk, uji efektivitas desain (pada umumnya menggunakan teknik eksperimen model penggulangan). Hasil dari uji ini adalah diperolehnya desain yang efektif, baik dari sisi substansi maupun metodologi. Contoh uji ini misal dilakukan di 5 sampai 15 sekolah dengan 30 sampai 100 subjek. Pengumpulan data tentang dampak sebelum dan sesudah implementasi produk menggunakan kelas khusus, yaitu data kuantitatif penampilan subjek uji coba (guru) sebelum dan sesudah menggunakan model yang dicobakan. Hasil-hasil pengumpulan data dievaluasi dan kalau mungkin dibandingkan dengan kelompok pembanding.
Operational Product Revision (revisi produk)
           Langkah ini merupakan penyempurnaan produk atas hasil uji lapangan berdasarkan masukan dan hasil uji lapangan utama. Jadi perbaikan ini merupakan perbaikan kedua setelah dilakukan uji lapangan yang lebih luas dari uji lapangan yang pertama. Penyempurnaan produk dari hasil uji lapangan lebih luas ini akan lebih memantapkan produk yang dikembangkan, karena pada tahap uji coba lapangan sebelumnya dilaksanakan dengan adanya kelompok kontrol. Desain yang digunakan adalah pretest dan posttest. Selain perbaikan yang bersifat internal. Penyempurnaan produk ini didasarkan pada evaluasi hasil sehingga pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif.
Operational Field Testing (uji coba lapangan skala luas/uji kelayakan)
           Langkah ini sebaiknya dilakukan dengan skala besar, meliputi uji efektivitas dan adaptabilitas desain produk, dan uji efektivitas dan adabtabilitas desain melibatkan para calon pemakai produk. Hasil uji lapangan berupa model desain yang siap diterapkan, baik dari sisi substansi maupun metodologi. Misal uji ini dilakukan di 10 sampai 30 sekolah dengan 40 sampai 200 subjek. Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara, dan observasi dan hasilnya dianalisis.
Final Product Revision (revisi produk final)
             Langkah ini merupakan penyempurnaan produk yang sedang dikembangkan. Penyempurnaan produk akhir dipandang perlu untuk lebih akuratnya produk yang dikembangkan. Pada tahap ini sudah didapatkan suatu produk yang tingkat efektivitasnya dapat dipertanggungjawabkan. Hasil penyempurnaan produk akhir memiliki nilai "generalisasi" yang dapat diandalkan. Penyempurnaan didasarkan masukan atau hasil uji kelayakan dalam skala luas.
Disemination and Implementasi (Desiminasi dan implementasi)
           Desiminasi dan implementasi, yaitu melaporkan produk pada forum-forum profesional di dalam jurnal dan implementasi produk pada praktik pendidikan. Penerbitan produk untuk didistribusikan secara komersial maupun free untuk dimanfaatkan oleh publik. Distribusi produk harus dilakukan setelah melalui quality control. Disamping harus dilakukan monitoring terhadap pemanfaatan produk oleh publik untuk memperoleh masukan dalam kerangka mengendalikan kualitas produk.

B.Proses Penelitian:
        
          Penelitian merupakan sebagai kegiatan atau usaha yang terorganisir dan sistematis untuk menginvestigasi permasalahan-permasalahan tertentu yang perlu pemecahan.  Serangkaian langkah perlu direncanakan dan dilakukan untuk menemukan jawaban dari issues yang menjadi fokus dalam lingkungan kerja .
      Langkah pertama dari riset itu sendiri adalah mengetahui problem areas (permasalahan ) organisasi dan mengidentifikasi secara jelas serta terinci problem-problem yang ada untuk diteliti dan diretivikasi.  Satu permasalahan  atau berbagai permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian didefinisikan secara jelas, kemudian langkah selanjutnya adalah mengumpulkan informasi, menganalisa data dan menghilangkan problem-problem semu yang mungkin mengikuti problem yang sesungguhnya.  Dengan melakukan kegiatan-kegiatan korektif maka problem tersebut dapat dipecahkan.  Proses riset perlu dilakukan secara sistematis, cermat, kritis, objektif dan logis.
            Kita sekarang dapat mengetahui penelitian sebagai sesuatu aktivitas yang terorganisir, sistematis berdasarkan data, kritis membutuhkan pengetahuan atau investigasi pada masalah-masalah tertentu, untuk menemukan solusi yang objektif.  Pada intinya riset memberikan suatu informasi yang memampukan manajer, pihak-pihak pembuat kebijakan  membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan  untuk mengatasi permasalahan.
Dalam buku Uma Sekaran proses penelitian dimulai dari:
1.      Perumusan masalah melalui obeservasi terhadap hal-hal yang menarik bagi peneliti dan pengumpulan data awal serta survey.
2.      Melakukan telaah kritis berdasarkan rerangka teori yang ada dalam upaya merumuskan hipotesis
3.      Merumuskan Hipotesis
4.      Merancang desain penelitian
5.      Mengumpulkan data, menganalisa data dan melakukan intepretasi  hasil untuk membuat kesimpulan apakah hasil penelitian tersebut  mendukung hipotesa penelitian (Hipotesa Alternatif) ataukan tidak berhasil menolak hipotesa rival (Hipotesa Null)

Mengidentifikasi Masalah
          Tahapan perumusan masalah merupakan tahap pertama dalam melakukan penelitian. Tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam penelitian, karena semua jalannya penelitian akan dituntun oleh perumusan masalah. Tanpa perumusan masalah yang jelas, maka peneliti akan kehilangan arah dalam melakukan penelitian.

Rerangka Teori
      Pada tahapan ini peneliti melakukan apa yang disebut dengan telaah literatur dengan cara mempelajari buku-buku referensi dan hasil penelitian sejenis sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain. Tujuannya ialah untuk mendapatkan landasan teori yang kuat  mengenai masalah penelitian. Telaah teori merupakan landasan peneliti untuk memahami masalah yang diteliti sesuai dengan kerangka berpikir yang ilmiah dan rasional.
Membuat Hipotesa
         Penyusunan hipotesa dilakukan setelah ada telaah literatur terhadap teori dan hasil –hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan tujuan penelitian.  Hipotesa merupakan dugaan sementara atau jawaban sementara dari masalah penelitian.   Tidak semua penelitian memerlukan hipotesa misalnya penelitian deskriptif. 
 Menyusun Desain Penelitian
      Desai penelitian merupakan dasar dalam melakukan penelitian.  Desain penelitian dimulai dari sampel yang dipilih samapi dengan bagaimana cara melakukan intepretasi terhadap hasil penelitian.
 Pengumpulan, Analisa Data Dan Intepretasi Hasil
      Pengumpulan data merupakan tahap penting dari penelitian karena dari data inilah kemudian ditarik kesimpulan.  Setalah tahapan pengumpulan data dilakukan maka kemudian data tersebut dional dan dianalisa.  Hasil analisa data lalu diintepretasikan untuk mengetahui apakah dapat menjawab permasalahan atau pertanyaan penelitian.
Deduksi/penarikan kesimpulan
      Kesimpulan harus didasarkan atas data yang ada apakah: Menerima atau tidak mendukung hipotesa penelitian dan Menjawab pertanyaan penelitian.




BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Macam-macam model proses penelitian yaitu:
  • Berdasarkan tempat:penelitianpustaka,penelitian laboratorium dan penelitian lapangan
  • Berdasarkan sifat:penelitian dasar,penelitian vertical dan penelitian survey
  • Berdasarkan Jenis:Penelitian Eksploratif Penelitian Deskriptif dan Penelitian konformatif
  • Menurut fungsi:Penelitian dasar dan Penelitian terapan
  • Menurut Pendekatan: Penelitian kuantitatif dan Penelitian kualitatif
Menurut Sugiyono (2009), langkah-langkah penelitian R & D terdiri dari 10 langkah sebagai berikut: (1) Potensi dan masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain produk, (4) Validasi desain, (5) Revisi desain, (6) Ujicoba produk, (7) Revisi produk, (8) Ujicoba pemakaian, (9) Revisi produk, dan (10) Produksi masal
Menurut Borg dan Gall (1989), penelitian R & D dalam pendidikan meliputi sepuluh langkah, yakni: (1) Research and Information colletion, (2) Planning, (3) Develop Preliminary form of Product, (4) Preliminary Field Testing, (5) Main Product Revision, (6) Main Field Testing, (7) Operational Product Revision, (8) Operational Field Testing, (9) Final Product Revision, dan (10) Disemination and Implementasi.
Dalam buku Uma Sekaran proses penelitian dimulai dari:
1.      Perumusan masalah melalui obeservasi terhadap hal-hal yang menarik bagi peneliti dan pengumpulan data awal serta survey.
2.      Melakukan telaah kritis berdasarkan rerangka teori yang ada dalam upaya merumuskan hipotesis
3.      Merumuskan Hipotesis
4.      Merancang desain penelitian
5.      Mengumpulkan data, menganalisa data dan melakukan intepretasi  hasil untuk membuat kesimpulan apakah hasil penelitian tersebut  mendukung hipotesa penelitian (Hipotesa Alternatif) ataukan tidak berhasil menolak hipotesa rival (Hipotesa Null)






Referensi:
Borg, W.R. & Gall, M.D. Gall. (1989). Educational Research: An Introduction, Fifth Edition. New York: Longman.
Ghufron, A. 2011. Pendekatan Penelitian dan Pengembangan (R&D) di Bidang Pendidikan dan Pembelajaran. Handout. Fakultas Ilmu Pendidikan UNY.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
http://mitoyono.blogspot.com/2010/12/makalah-metode-penelitian-bab-ii-proses.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar