Kamis, 11 Desember 2014

MASALAH PENELITIAN PENDIDIKAN
ARTI, SUMBER, JENIS, DAN KRITERIA MASALAH YANG BAIK

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah:
Metodologi Penelitian Pendidikan

Dosen Pengampu: Imam Subqi, M.Si., M.Pd.







Disusun Oleh:
DLIYA UDIN WIFQI
11110115


JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI AGAMA ISLAM ( PAI )
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )
SALATIGA
2014



BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
                Ketika ditemukan suatu masalah, tidak selalu masalah tersebut bisa langsung terindentifikasi apalagi dirumuskan menjadi suatu topik penelitian. Hal ini bisa terjadi karena luasnya persoalan yang ditemui maupun kurangnya informasi yang berkaitan dengan masalah tersebut. Dengan analisa akan menolong untuk mencari kemungkinan-kemungkinan masalahnya dan selanjutnya berdasarkan prioritasnya akan dapat dipilih masalah yang akan ditetapkan untuk diteliti.
              masalah penelitian adalah suatu kondisi dimana terjadinya kesenjangan antara yang diharapkan dengan fakta yang terjadi di lapangan

B.Rumusan Masalah
Ø  Mengetahui arti masalah penelitian
Ø  Mengetahui sumber masalah penelitian
Ø  Mengetahui jenis masalah penelitian
Ø  Mengetahui kriteria masalah penelitian yang baik
C.Tujuan
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian pendidikan, serta mengetahui rumusan masalah penelitian pendidikan.






BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Masalah Penelitian
         Pengertian Masalah Penelitian Menurut Para Ahli. Sebelum melangkah lebih jauh dalam menjelaskan tentang bagaimana cara memilih sumber masalah dalam penelitian, penulis akan memaparkan terlebih dahulu definisi masalah dalam penelitian.

Permasalahan dalam penelitian adalah kesulitan yang dirasakan oleh orang awam maupun para peneliti; permasalahan dapat juga diartikan sebagai sesuatu yang menghalangi tercapainya tujuan Secara umum, suatu masalah didefinisikan sebagai keadaan atau kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Masalah sebagai gap antara kebutuhan yangdiinginkan dan kebutuhan yang ada.

Dari dua definisi yang dikemukakan ahli tersebut, kita bisa mengetahui bahwa masalah penelitian adalah suatu kondisi dimana terjadinya kesenjangan antara yang diharapkan dengan fakta yang terjadi di lapangan. Sebagai contoh, diharapkan peserta didik dalam suatu kelas memperoleh nilai rata-rata 80 dalam ujian pelajaran Bahasa Arab, namun ternyata nilai rata-rata yang di capai peserta didik hanya 70, inilah yang di sebut dengan adanya kesenjangan. Rendahnya nilai rata-rata yang di capai peserta didik merupakan suatu masalah, karena nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diterapkan misalnya adalah 75. Dengan demikian timbul pertanyaan, apa yang menyebabkan rendahnya nilai rata-rata tersebut?

B.Sumber Masalah dalam Penelitian
            Proses perumusan masalah dimulai karena adanya problem yang teridentifikasi, penentuan prioritas masalah yang akan diteliti dan analisa untuk menentukan masalah-masalah yang mungkin untuk diteliti.
         Ketika ditemukan suatu masalah, tidak selalu masalah tersebut bisa langsung terindentifikasi apalagi dirumuskan menjadi suatu topik penelitian. Hal ini bisa terjadi karena luasnya persoalan yang ditemui maupun kurangnya informasi yang berkaitan dengan masalah tersebut. Dengan analisa akan menolong untuk mencari kemungkinan-kemungkinan masalahnya dan selanjutnya berdasarkan prioritasnya akan dapat dipilih masalah yang akan ditetapkan untuk diteliti.
Awal sebuah penelitian
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa yang pertama kali menjadi titik awal perumusan masalah adalah suatu masalah yang teridentifikasi, suatu masalah tersebut dapat bersumber dari :
Adanya keadilan atau kenyataan yang janggal, tidak diharapkan atau tidak semestinya.
Contohnya :Pada waktu melewati jalan di depan Pasar Klewer (Solo), ditemui keruwetan dan kekacauan lalu lintas. Timbul keinginan untuk membuat arus menjadi teratur dan tertib. Kemudian mencoba untuk melihat kemungkinan-kemungkinan penyebabnya. Dari semua kemungkinan, ditetapkan satu atau dua faktor utama untuk diteliti.
Adanya kekurangan informasi.
Contohnya :Sebuah perusahaan mengeluarkan produk baru yang dikatakan mampu meningkatkan workability beton. Banyak kontraktor yang menggunakannya dan memang terbukti demikian adanya. Namun, produk itu belum diuji efeknya pada properties yang lain: seperti segregasi, porositas, dan lainnya. Maka dirasa perlu untuk mengisi kekosongan informasi ini dengan melakukan penelitian tentang efek penggunaan produk tersebut pada porositas beton misalnya.
Merupakan tindak lanjut dari adanya informasi awal dari hasil penelitian sebelumnya, baik untuk menambahkan apa yang belum tercover dalam penelitian sebelumnya maupun untuk menambahkan informasi yang sudah didapat dari penelitian sebelumnya.
Contohnya :Hasil laporan dari penelitian tentang pencemaran sungai Bengawan Solo yang diakibatkan oleh pembuangan limbah oleh pabrik-pabrik memberi rekomendasi untuk melakukan penelitian yang sama tapi menggunakan sample air sungai yang diambil di bagian yang lain dari sungai itu, misalnya di daerah hilir.
Adanya informasi yang cukup banyak tentang faktor-faktor yang berkaitan dengan suatu masalah dan berusaha menghubungkan faktor-faktor tersebut dalam sebuah model.
Contohnya :Sudah diketahui bahwa susut pada beton dipengaruhi oleh kadar semen dalam campuran, faktor air semen, umur beton, serta temperatur dan kelembaban udara dimana beton tersebut berada. Timbul keinginan untuk mengkuantifikasi semua faktor itu dan menghubungkannya satu dengan yang lain sehingga didapat satu model yang bisa dipakai untuk memprediksi jumlah susut beton pada umur tertentu berdasarkan factor-faktor lain yang diketahui.
Adanya keraguan atas hasil, model, atau teori yang diusulkan oleh peneliti lain.
Contohnya :Seorang peneliti menjelaskan bahwa penyebab terjadinya banjir yang berulang kali terjadi di kota Solo sejak tahun 2000 adalah karena penebangan pohon di daerah hulu sungai Bengawan Solo. Sekalipun memang ada evidence yang menunjukkan masyarakat daerah hulu sungai memang menebang pohon, tetapi ada faktor lain yang tidak dipertimbangkan oleh peneliti tersebut yaitu padatnya hunian di bantaran sungai.
Adanya pertentangan dalam hasil, model atau teori yang diajukan oleh berbagai peneliti.
Contohnya :Dari informasi yang diperoleh diberbagai literatur ditemukan adanya perbedaan model yang cukup mencolok untuk memprediksi kekuatan beton pada umur 28 hari antara satu peneliti dengan yang lain. Maka dirasa perlu untuk melakukan experiment untuk memverifikasi model yang tepat.
Demikianlah sedikit mengenai sumber-sumber yang menjadi titik awal sebuah penelitian dilakukan. Dengan adanya masalah maka akan timbul keinginan untuk melakukan penelitian dan menarik kesimpulan dari hasil penelitian tersebut.
C.Jenis-Jenis Masalah
 Terdapat tiga jenis rumusan masalah penelitian, yaitu rumusan masalah deskriptif, rumusan masalah komparatif dan rumusan masalah asosiatif.

Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain.
Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda.
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif

.D. Kriteria Perumusan MasalahYang Baik
Mengingat demikian pentingnya kedudukan perumusan masalah di dalam kegiatan penelitian, sampai-sampai memunculkan suatu anggapan yang menyatakan bahwa kegiatan melakukan perumusan masalah, merupakan kegiatan separuh dari penelitian itu sendiri. Pada bagian ini akan dipaparkan beberapa kriteria perumusan masalah.

Ada setidak-tidaknya tiga kriteria yang diharapkan dapat dipenuhi dalam perumusan masalah penelitian yaitu kriteria pertama dari suatu perumusan masalah adalah berwujud kalimat tanya atau yang bersifat kalimat interogatif, baik pertanyaan yang memerlukan jawaban deskriptif, maupun pertanyaan yang memerlukan jawaban eksplanatoris, yaitu yang menghubungkan dua atau lebih fenomena atau gejala di dalam kehidupan manusaia.

Kriteria Kedua dari suatu masalah penelitian adalah bermanfaat atau berhubungan dengan upaya pembentukan dan perkembangan teori, dalam arti pemecahannya secara jelas, diharapkan akan dapat memberikan sumbangan teoritik yang berarti, baik sebagai pencipta teori-teori baru maupun sebagai pengembangan teori-teori yang sudah ada.

Kriteria ketiga, adalah bahwa suatu perumusan masalah yang baik, juga hendaknya dirumuskan di dalam konteks kebijakan pragmatis yang sedang aktual, sehingga pemecahannya menawarkan implikasi kebijakan yang relevan pula, dan dapat diterapkan secara nyata bagi proses pemecahan masalah bagi kehidupan manusia.
Hal yang yang penting dan perlu dikerhatikan oleh calon peneliti setelah menemukan masalah adalah, apakah masalah yang akan diangkat memenuhi karakteristik masalah yang baik. Ada beberapa kriteria masalah penelitian yang baik, antara lain:
  1. Topik atau judul menarik
  2. Pemecahan masalah benar-benar bermanfaat bagi orang-orang dalam lapangan pekerjaan atau bidang tertentu.
  3. Masalah harus merupakan hal baru
  4. Masalah harus mengandung rancangan yang lebih komplek.
  5. Harus dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang diinginkan
  6. Tidak bertentangan dengan etika dengan moral

Setelah menemukan masalah dalam penelitian, peneliti dapat merumuskan judul penelitian. Judul penelitian yang baik harus mengandung beberapa unsur antara lain: variabel-variabel yang akan diteliti, hubungan antara variable dan  populasi sasaran.







BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Ø  masalah penelitian adalah suatu kondisi dimana terjadinya kesenjangan antara yang diharapkan dengan fakta yang terjadi di lapangan
Ø  Ketika ditemukan suatu masalah, tidak selalu masalah tersebut bisa langsung terindentifikasi apalagi dirumuskan menjadi suatu topik penelitian. Hal ini bisa terjadi karena luasnya persoalan yang ditemui maupun kurangnya informasi yang berkaitan dengan masalah tersebut. Dengan analisa akan menolong untuk mencari kemungkinan-kemungkinan masalahnya dan selanjutnya berdasarkan prioritasnya akan dapat dipilih masalah yang akan ditetapkan untuk diteliti.
Ø  Terdapat tiga jenis rumusan masalah penelitian, yaitu rumusan masalah deskriptif, rumusan masalah komparatif dan rumusan masalah asosiatif.
Ø  Ada beberapa kriteria masalah penelitian yang baik, antara lain:
·         Topik atau judul menarik
·         Pemecahan masalah benar-benar bermanfaat bagi orang-orang dalam lapangan pekerjaan atau bidang tertentu.
·         Masalah harus merupakan hal baru
·         Masalah harus mengandung rancangan yang lebih komplek.
·         Harus dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang diinginkan
·         Tidak bertentangan dengan etika dengan moral





Referensi
1.Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 21
2.Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,   2010), hlm. 53
3.Kusno AS. ST, PhD dalam Bahan Ajar Mata Kuliah Metode Penelitian, Universitas Sebelas Maret Surakarta
4.Algebra, Masalah Dalam Penelitian (Online: http://algebra-wanini.blogspot.com)

5.Ahmad Kurnia, Perumusan Masalah Penelitian (Online: http://skripsimahasiswa.blogspot.com) 
KONSEP DAN JENIS VARIABEL PENELITIAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah:
Metodologi Penelitian Pendidikan

Dosen Pengampu: Imam Subqi, M.Si., M.Pd.









Disusun Oleh:
DLIYA UDIN WIFQI
11110115


JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI AGAMA ISLAM ( PAI )
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )
SALATIGA
2014

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang

           Secara teoritis variabel penelitian juga dapat diartikan sebagai suatu atribut atau sifat nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
          Variabel ini menjadi sangat penting karena tidak mungkin peneliti melakukan penelitian tanpa adanya variabel. Namun terkadang banyak hal juga yang menyebabkan kita lupa mengenai apa dan seperti apa variabel  serta apa saja jenis variabel dalam penelitian itu. Banyak hal yang menjadi pertanyaan dan itulah sebabnya mengupas dengan benar variabel akan menjadi suatu hal yang sangat penting.
B.Rumusan Masalah
Ø  Mengetahui pengertian variabel
Ø  Mengetahui konsep dan jenis-jenis variabel pendidikan
C.Tujuan
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian pendidikan, serta mengetahui apa saja konsep dan jenis penelitian pendidikan.




BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Variabel Pendidikan
           Sebagian besar para ahli mendefinisikan variabel penelitian sebagai kondisi-kondisi yang oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol, atau diobservasikan dalam suatu penelitian. Selain itu, beberapa ahli lainnya menyatakan bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian. Dari dua pengertian tersebut, dapat dijelaskan bahwa variabel penelitian meliputi faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang diteliti.
            Variabel penelitian ditentukan oleh landasan teoritisnya dan kejelasannya ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Oleh karena itu, apabila landasan teoritis suatu penelitian berbeda, akan berbeda pula variabelnya.
            Variabel-variabel yang ingin digunakan perlu ditetapkan, diidentifikasi, dan diklasifikasikan. Jumlah variabel yang digunakan bergantung pada luas serta sempitnya panelitian yang akan digunakan
          Dalam ilmu-ilmu eksakta, variabel-variabel yang digunakan umumnya mudah diketahui karena dapat dilihat dan divisualisasikan. Tetapi, variabel-variabe dalam ilmu sosial, sifanya lebih abstrak sehingga sukar dijamah secara realita. Variabel-variabel ilmu sosial berasal dari suatu konsep yang perlu diperjelas dan diubah bentuknya sehingga dapat diukur dan dipergunakan secara operasional.
         Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2007)
Secara Teoritis, para ahli telah mendefinisikan Variable sebagai berikut :
Hatch & Farhady (1981)
      Variable didefinisikan sebagai Atribut seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain.
Kerlinger (1973)
  • Variable adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari.
Misalnya : tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status social, jenis kelamin, golongan gaji, produktifitas kerja, dll.
  • Variable dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values). Dengan demikian, variabel itu adalah suatu yang bervariasi.
Kidder (1981)
          Variable adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.
Bhisma Murti (1996)
         Variable didefinisikan sebagai fenomena yang mempunyai variasi nilai. Variasi nilai itu bisa diukur secara kualitatif atau kuantitatif. Variasi nilai itu bisa diukur secara kualitatif atau kuantitatif.
Sudigdo Sastroasmoro
        Variable merupakan karakteristik subyek penelitian yang berubah dari satu subyek ke subyek lainnya.
Dr. Ahmad Watik Pratiknya (2007)
       Variable adalah Konsep yang mempunyai variabilitas. Sedangkan Konsep adalah penggambaran atau abstraksi dari suatu fenomena tertentu. Konsep yang berupa apapun, asal mempunyai ciri yang bervariasi, maka dapat disebut sebagai variable. Dengan demikian, variable dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang bervariasi.
Dr. Soekidjo Notoatmodjo (2002)
  • Variable mengandung pengertian ukuran atau cirri yang dimiliki oleh anggota – anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain.
  • Variable adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu.
Misalnya : umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit, dsb.
Definisi Operasional
          Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Definisi operasional yang dibuat dapat berbentuk definisi operasional yang diukur, ataupun definisi operasional eksperimental.
         Dalam suatu penelitian, variebel perlu diidentifikasi, diklasifikasikan dan diidentifikasi secara operasional dengan jelas dan tegas agar tidak menimbulkan kesalahan dalam pengumpulandan pengolahan data serta dalam pengujian hipotesis.
        Dari keterangan-keterangan diatas, maka dapat disimpulkan tiga buah pola dalam memberikan definisi operasional dalam suatu variabel . Ketiga pola tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Definisi yang disusun atas dasar kegiatan lain yang terjadi, yang harus dilakukan atau yang tidak dilakukan untuk memperoleh variabel yang didefinisikan.
  2. Definisi yang disusun berdasarkan bagaimana sifat serta cara beroperasinya hal-hal yang didefinisikan.
  3. Definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal yang didefinisikan itu muncul.

B.Konsep dan jenis variabel
           Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai (Moh. Nazir). Dengan demikian, variabel adalah merupakan objek yang berbentuk apa saja yang ditentukan oleh peneliti dengan tujuan untuk memperoleh informasi agar bisa ditarik suatu kesimpulan. 
Secara teori, definisi variabel penelitian adalah merupakan suatu objek, atau sifat, atau atribut atau nilai dari orang, atau kegiatan yang mempunyai bermacam-macam variasi antara satu dengan lainnya yang ditetapkan oleh peneliti dengan tujuan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Setelah kita membicarakan beberapa pengertian dasar tentang variabel, berikut ini kita akan membicarakan beberapa macam variabel ditinjau dari aspek hubungan antar variabel yang digunakan untuk penelitian.




Image: http://freelearningji.wordpress.com

Dalam bukunya, Statistika untuk Penelitian, Prof. DR. Sugiyono menyebutkan bahwa menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain, maka variabel dibedakan menjadi :
  1. Variabel Independen
  2. Variabel Dependen
  3. Variabel Moderator
  4. Variabel Intervening
  5. Variabel Kontrol
1.Variabel Independen,
           sering juga disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, atau antecedent. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam SEM (Structural Equation Modelling / Pemodelan Persamaan Struktural, variabel independen disebut sebagai variabel eksogen.
Dinamakan sebagai Variabel Bebas karena bebas dalam mempengaruhi variabel lain.
Contoh :
“Pengaruh Therapi Musik terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan…”

2.Variabel Dependen
             sering disebut sebagai variabel output, kriteria, atau konsekuen. Dalam Bahasa Indonesia, dikenal sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam SEM (Structural Equation Modelling / Pemodelan Persamaan Struktural, variabel dependen disebut sebagai variabel indogen.
Contoh hubungan variabel independen – dependen :
Intensitas Iklan                   ———-        Jumlah Penjualan
(Variabel Independen)                    (Variabal Dependen)

3.Variabel Moderator
              adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel ini disebut juga variabel independen kedua. Hubungan perilaku suami dan istri akan semakin baik (kuat) kalau mempunyai anak, dan akan semakin renggang kalau ada pihak ke tiga ikut mencampuri. Di sini, anak berlaku sebagai variabel moderator, yang memperkuat hubungan, dan pihak ketiga adalah variabel moderator yang memperlemah hubungan
Contoh :
hubungan Variabel Independen – Moderator – Dependen :
Hubungan motivasi dan prestasi belajar akan semakin kuat bila peranan dosen dalam menciptakan iklim/lingkungan belajar sangat baik, dan hubungan semakin rendah bila peranan dosen kurang baik dalam menciptakan iklim belajar.
.
4.Variabel Intervening
         adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen, tetapi tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak di antara variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.
Contoh:Tinggi rendahnya penghasilan akan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap harapan hidup (panjang pendeknyaumur). Dalam hal ini ada variabel antaranya, yaitu gaya hidup seseorang. Antara variabel pengjasilan dengan gaya hidup terdapat variabel moderator, yaitu budaya lingkungan tempat tinggal

5.Variabel Kontrol
           adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel ini sering digunakan oleh peneliti bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan, melalui penelitian eksperimen.
Contoh : pengaruh jenis pendidikan terhadap keterampilan pemasaran. Variabel independennya adalah pendidikan (SMU dan SMK), variabel kontrol yang ditetapkan sama misalnya produk yang dipasarkan sama, lokasi pemasaran sama, alat-alat yang digunakan sama, ruang tempat pemasaran sama. Dengan adanya variabel kontrol tersebut maka besarnya pengaruh jenis pendidikan terhadap kemampuan pemasaran dapat diketahui lebih pasti.


BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya
menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain, maka variabel dibedakan menjadi :variabel Independen,variabel dependen,variabel moderator,variabel intervening danvariabel kontrol

Referensi:
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta,2002
Kenglinger, Fred, N, Foundation of Behavioral Research, Holt, Renehart,1973.
Sogiyono. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung, 2009.
Prof. DR. Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Penerbit Alfabeta Bandung, 2010