Senin, 08 Desember 2014

ANALISIS DATA PENGERTIAN DAN JENISNYA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah:
Metodologi Penelitian Pendidikan

Dosen Pengampu:  Imam Subqi, M.Si., M.Pd.







Disusun Oleh:
DLIYA UDIN WIFQI
11110115



JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI AGAMA ISLAM ( PAI )
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )
SALATIGA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Di dalam sebuah penulisan karya ilmiah yang berdasarkan data-data penelitian, pengolahan data dan analisis data merupakan hal mutlak yang harus dijabarkan oleh penulis. Karena tujuan pokok dari suatu penelitian adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Untuk mencapai tujuan pokok tersebut antara lain harus melalui proses pengolahan dan analisis data. Alur kerjanya, yang dimulai dari pengumpulan hingga interpretasi data dapat dilihat pada ilustrasi berikut ini:

B.Rumusan Masalah
  • Pengertian dari analisis data
  • Jenis-jenis dari analisis data

C.Tujuan
          Untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian Pendidikan, serta mengetahui pengertian analisis data dan jenisnya dalam penelitian pendidikan.














BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Analisis Data
     Analisa data adalah mengelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk dibaca. Langkah pertama dalam analisa adalah membagi data atas kelompok atau kategori-kategori. Kategori tidak lain dari bagian-bagian. Beberapa ciri dalam membuat kategori, adalah sebagai berikut :
1.      Kategori harus dibuat sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian.
2.      Kategori harus lengkap
3.      Kategori harus bebas dan terpisah
4.      Tiap kategori harus berasal dari satu kaidah klasifikasi
5.      Tiap kategori harus dalam satu level.
Kategori harus sesuai dengan masalah penelitian, sehingga kategori tersebut dapat mencapai tujuan penelitian dalam memecahkan masalah. Dengan demikian, analisa yang dibuat akan sesuai dengan keinginan untuk memecahkan masalah. Kategori yang dibuat juga harus dapat menguji hipotesa yang dirumuskan.
Kategori harus lengkap, yang berarti bahwa semua subjek atau responden harus termasuk ke dalam kategori tersebut. Kategori juga harus bebas dan terpisah nyata. Tiap individu atau objek harus termasuk dalam satu kategori saja. Peneliti harus dapat membuat variabel sedemikian rupa sehingga tiap objek dapat dimasukkan dalam satu kategori, dan hanya satu kategori saja.
Tujuan Analisis Data:
Ø  Mendeskripsikan data, biasanya dalam bentuk frekuensi, ukuran tendensi sentral  maupun ukuran dispersi, sehingga dapat dipahami karakteristik datanya. Dalam statistika, kegiatan mendeskripsikan data ini dibahas pada statistika deskriptif. 

Membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi, atau karakteristik populasi berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik). Kesimpulan yang diambil ini bisanya dibuat berdasarkan pendugaan (estimasi) dan pengujian hipotesis. Dalam statistika, kegiatan membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi atau sampel ini dibahas pada statistika inferensial

B.Jenis-Jenis Analisis Data
1.      Analisis Korelasi
   terdiri dari 3 (tiga) jenis, yaitu :
a.       Analisis Korelasi Simetris
Apabila sebuah variabel berhubungan dengan variabel yang lain, tetapi adanya variabel tersebut bukan disebabkan atau bukan dipengaruhi oleh variabel yang lain, hubungan yang demikian disebut hubungan simetris. Hubungan simetris tersebut, dapat terjadi jika kedua variabel merupakan akibat dari suatu faktor yang sama, kedua variabel merupakan indikator dari sebuah konsep yang sama,dan hubungan yang terjadi disebabkan oleh faktor kebetulan saja.
Misalnya seorang peneliti menganalisis dua buah variabel, yaitu meningkatnya penggunaan pupuk oleh petani dan meningkatnya jumlah radio yang dimiliki oleh petani. Meningkatnya penggunaan pupuk tidak dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah radio di desa, tetapi peningkatan jumlah pupuk dan peningkatan jumlah radio disebabkan oleh sebuah faktor yang sama, yaitu meningkatnya pendapatan petani. Hubungan antara kedua variabel di atas merupakan hubungan simetris saja.
Hubungan simetris juga ditunjukkan dengan kehadiran dua variabel atau lebih secara beriringan yang disebabkan oleh faktor fungsional. Misalnya hubungan antara petani dengan kerbau pembajak, antara mahasiswa dengan dosen. Kehadiran dosen yang diiringi dengan kehadiran mahasiswa memperlihatkan hubungan simetris. Hubungan yang terjadi secara kebetulan juga termasuk hubungan yang simetris. Secara kebetulan, misalnya semua murid yang duduk di bangku depan dalam kelas tidak lulus ujian akhir. Hubungan antara duduk di bangku depan dan tidak lulus adalah hubungan simetris.
b.      Analisis Korelasi Asimetris
Terdapat juga sejenis hubungan antara variabel di mana satu variabel mempengaruhi variabel yang lain, tetapi hubungan tersebut tidak timbal balik. Hubungan tersebut dapat berasal dari hubungan antar konsep. Hubungan antara variabel yang terjadi secara asimetris berjenis-jenis banyaknya. Pendekatan terhadap jenis hubungan asimetris dapat saja dari sudut berapa buah variabel yang berhubungan, atau dari sifat-sifat variabel tersebut yang berhubungan satu dengan yang lain. Ditinjau dari jumlah variabel yang berhubungan, maka hubungan asimetris dapat dibagi atas hubungan antara dua variabel, dan hubungan multivarian. Ditinjau dari sifat-sifat variabel yang mempengaruhi sifat variabel lain, maka jenis hubungan asimetris dapat dibagi atas : Hubungan antara cara dan tujuan, hubungan antara stimulus dan responsi, hubungan antara watak dengan responsi, hubungan antara prasyarat dan akibat, hubungan antara ciri dengan tingkah laku atau watak, danh ubungan yang tetap ada antara dua variabel
c.       Analisis Korelasi Timbal Balik
   Di samping hubungan simetris dan asimetris, ada jenis korelasi lainnya yang dapat dianalisis. Hubungan tersebut dinamakan hubungan timbal balik. Jika ada dua buah variabel X dan Y yang berhubungan, maka hubungan antara X dan Y tersebut mempunyai hubungan timbal balik, jika hubungannya mempunyai dua arah. Dengan perkataan lain, X mempengaruhi Y dan sebaliknya Y mempengaruhi X, disebut juga sebagai hubungan bolak balik. Dalam hubungan bolak balik, kita tidak tahu yang mana sebab dan yang mana akibat. Jika pada suatu ketika variabel X mempengaruhi Y, maka pada waktu lain, variabel Y mempengaruhi X. Misalnya, hubungan antara investment dan keuntungan. Investment dapat mempengaruhi keuntungan, tetapi keuntungan juga dapat mempengaruhi investment. Pendapatan dapat mempengaruhi pendidikan, dan sebaliknya pendidikan dapat pula mempengaruhi pendapatan.

2.      Analisis Sosiometrik,
            Adalah analisis dalam mengadakan pilihan. Pilihan tersebut, dapat saja mengenai pilihan terhadap orang, terhadap partai politik, pilihan terhadap kelompok minoritas, pilihan terhadap pengaruh, pilihan terhadap garis komunikasi dan sebagainya. Secara umum, analisis sosiometrik dapat dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu :

a.       Analisis dengan Matriks Sosiometrik,
             matrik tidak lain dari pengaturan angka dalam suatu segi empat. Matrik sosiometrik, adalah matrik yang memuat angka-angka dalam penentuan pilihan, dan matrik ini mempunyai kolom dan jajar (baris) yang sama. Angka dalam matriks dinamakan elemen atau unsur dari matrik tersebut. Jika jumlah subjek adalah n, maka matrik sosiometrik mempunyai n x n unsur.
Jika jajar matrik adalah 1, 2, …, i dan kolomnya adalah 1, 2, …, j, maka tiap elemen atau unsur matrik dapat kita sebut aij. Dengan perkataan lain, a11 adalah unsur matrik pada jajar (baris) 1 dan kolom 1: a42 adalah unsur matrik pada jajar (baris) 4 kolom 2. Misalnya kepada 8 orang murid disuruh memilih 3 orang murid yang disukainya, yaitu: - yang paling disukainya diberi angka 3 - yang disukainya diberi angka 2 - yang disukainya lebih rendah diberi angka 1 - yang tidak terpilih diberi angka 0 Angka-angka tersebut dapat dibuat dalam matriks sosiometrik, misalnya si A memilih si B yang paling disukainya, si D yang kedua disukainya, dan si E yang nomor 3 disukainya, maka angka-angka nilai ranking dijadikan sebagai unsur dari matriks. Sesudah semua nilai terkumpul.
Dalam matriks tersebut, kita baca, bahwa si A memilih si B sebagai yang paling disukainya (dengan ranking 3), si D sebagai kesukaannya nomor dua (ranking 2) dan si E yang ketiga (ranking 1). Si C memilih B sebagai paling yang disukainya (ranking 1). Jika dibaca menurut kolom, maka matriks tersebut berarti bahwa: B terpilih oleh semua murid lainnya. Si A yang paling tidak disenangi oleh semua murid, karena tidak ada satu orang pun yang memilih dia. Dari penjumlahan di atas dapat dilihat bahwa B adalah murid yang paling populer. Ia dipilih oleh semua murid-murid lain, dan setiap pilihan mempunyai nilai 3. Yang paling tidak populer adalah si B, karena tidak ada satu orang pun yang memilih dia.

b.      Analisis dengan Indeks Sosiometrik
v  Indeks status pilihan memperlihatkan bagaimana baik atau buruknya sesuatu subjek pilihan. Indeks ini mempunyai rumus sebagai berikut :
Keterangan :
n = jumlah sampel
P1 = total pilihan kepada subjek I
ISP1 = indeks status pilihan subjek I
v  Indeks derajat kepaduan (cohisiveness) dalam situasi pilihan tidak terbatas.
Berbeda dengan matriks, status pilihan yang menyangkut pilihan terhadap perorangan, maka indeks derajat keterpaduan memperlihatkan derajat kepaduan dari kelompok. Dalam memilih, subjek dapat saja dibatasi untuk memilih beberapa anggota kelompok saja atau jumlahnya tidak dibatasi. Subjek diberi instruksi untuk memilih dan mengadakan ranking pilihan terhadap semua anggota kelompok. Yang pertama adalah situasi pilihan terbatas, sedangkan keadaan kedua adalah situasi pilihan tidak terbatas. Pada situasi dimana pilihan tidak dibatasi, rumus untuk mencari indeks derajat kepaduan.

c.       Analisis dengan Sosiogram
      Seperti telah diketahui, i dan j selalu berhubungan, baik hubungan sepihak atau hubungan mutual. Hubungan ini dapat ditulis sebagai i H j. Hubungan ini dapat saja: i adalah kawan j, i mendominasi j, i mempengaruhi j, i berkomunikasi dengan j, sebagainya. Simbolnya dapat dibuat secara lebih spesifik.


3.      Analisis Semantik.
             Dalam analisa perbedaan semantis, peneliti dihadapkan kepada kajian skala yang telah diberikan pada sifat-sifat bipolar, baik dalam kategori evaluasi, potensi ataupun kegiatan. Hasil skor rata-rata dari konsep menurut skala tertentu, dituangkan dalam sebuah matriks A, dimana unsur aij merupakan skor dari faktor i, dengan konsep j, dan i diletakkan pada jajar (baris), sedangkan konsep diletakkan pada kolom. Analisa dapat dikerjakan dengan menggunakan analisa varian, tetapi analisa sering dilakukan adalah dengan cara yang lebih mudah, yaitu dengan menggunakan analisa jarak klaster ataupun analisa skor faktor.
4.      Analisis Kuantitatif.
              Analisis kuantitatif dalam suatu penelitian dapat didekati dari dua sudut pendekatan, yaitu analisis kuantitatif secara deskriptif, dan analisis kuantitatif secara inferensial. Masing-masing pendekatan ini melibatkan pemakaian dua jenis statistik yang berbeda. Yang pertama menggunakan statistik deskriptif dan yang kedua menggunakan stastistik inferensial. Kedua jenis statistik ini memiliki karakteristik yang berbeda, baik dalam hal teknik analisis maupun tujuan yang akan dihasilkannya dari analisisnya itu (lihat Sudijono:1987:4).
a.              Analisis Deskriptif,
          Analisis statistik deskriptif membatasi lingkup generalisasinya hanya pada kelompok individu tertentu yang diobservasi, kesimpulannya tidak diperluas atau tidak berlaku bagi kelompok lain. Sekalipun antara kelompok yang diobservasi dengan kelompok lain terdapat kesamaan, tidak bisa kita menggeneralisasikannya berlaku pada kelompok lain tersebut. Dengan demikian data deskriptif hanya menggambarkan satu kelompok dan generalisasinya hanya untuk kelompok itu sendiri. Analisis deskriptif sangat cocok digunakan pada penelitian tindakan atau acting research.
b.              Analisis Inferensial,
          Analisis statistik inferensial selalu berkaitan dengan proses sampling dan pemilihan sekelompok kecil (sampel) yang diasumsi berhubungan dengan kelompok besar (populasi) tempat sampel itu diambil. Tujuan dilakukan analisis statistik inferensial, yaitu untuk penarikan kesimpulan tentang populasi didasarkan pada hasil observasi sampel. Dalam analisis ini, statistik dihitung dari sampel yang digunakan untuk memperkirakan parameter dan mengenakan nilai pada populasi tempat sampel itu diambil. Dengan demikian dapat dilakukan perkiraan tentang karakteristik populasi melalui analisis karakteristik sampel yang diambil dari populasi itu.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan

Di dalam sebuah penulisan karya ilmiah yang berdasarkan data-data penelitian, pengolahan data dan analisis data merupakan hal mutlak yang harus dijabarkan oleh penulis. Karena tujuan pokok dari suatu penelitian adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Analisa data adalah mengelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk dibaca. Analisis data terdiri dari beberapa jenis, yaitu :
1.      Analisis Korelasi, terbagi menjadi 3 (tiga) jenis yaitu :
         a. Analisis Korelasi Simetris
         b. Analisis Korelasi Asimetris
         c. Analisis Korelasi Timbal Balik
2.      Analisis Sosiometrik, dapat dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu :
         a. Analisis dengan matriks sosiometrik
         b. Analisis dengan indeks sosiometrik
         c. Analisis dengan sosiogram
3.      Analisis Semantik
4.      Analisis Kuantitatif, terdiri dari :
          a. Analisis secara deskriptif
          b. Analisis secara inferensial



Referensi:
Setiawan, Nugraha. 2005. Pengolahan dan Analisis Data. Diklat Metodologi Penelitian Sosial. Bogor

Mabadik. 2010. Teknik Analisa Data Kuantitatif. Wordpress.com. Diakses pada 10 november 2014. Melalui URL :

  http://mabadik.wordpress.com/2010/07/10/teknis-analisis-data-kuantitatif/      09.14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar