ANALISIS DATA
PENGERTIAN DAN JENISNYA
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah:
Metodologi Penelitian
Pendidikan
Dosen Pengampu: Imam Subqi, M.Si., M.Pd.
Disusun
Oleh:
DLIYA
UDIN WIFQI
11110115
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI AGAMA ISLAM ( PAI )
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )
SALATIGA
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Di dalam
sebuah penulisan karya ilmiah yang berdasarkan data-data penelitian, pengolahan
data dan analisis data merupakan hal mutlak yang harus dijabarkan oleh penulis.
Karena tujuan pokok dari suatu penelitian adalah untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan penelitian. Untuk mencapai tujuan pokok tersebut antara
lain harus melalui proses pengolahan dan analisis data. Alur kerjanya, yang
dimulai dari pengumpulan hingga interpretasi data dapat dilihat pada ilustrasi
berikut ini:
B.Rumusan
Masalah
- Pengertian dari analisis data
- Jenis-jenis dari analisis data
C.Tujuan
Untuk memenuhi tugas mata
kuliah Metode Penelitian Pendidikan, serta mengetahui pengertian analisis data
dan jenisnya dalam penelitian pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Analisis Data
Analisa data
adalah mengelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi serta menyingkatkan
data sehingga mudah untuk dibaca. Langkah pertama dalam analisa adalah membagi
data atas kelompok atau kategori-kategori. Kategori tidak lain dari
bagian-bagian. Beberapa ciri dalam membuat kategori, adalah sebagai berikut :
1. Kategori
harus dibuat sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian.
2. Kategori
harus lengkap
3. Kategori
harus bebas dan terpisah
4. Tiap
kategori harus berasal dari satu kaidah klasifikasi
5. Tiap
kategori harus dalam satu level.
Kategori
harus sesuai dengan masalah penelitian, sehingga kategori tersebut dapat
mencapai tujuan penelitian dalam memecahkan masalah. Dengan demikian, analisa
yang dibuat akan sesuai dengan keinginan untuk memecahkan masalah. Kategori
yang dibuat juga harus dapat menguji hipotesa yang dirumuskan.
Kategori
harus lengkap, yang berarti bahwa semua subjek atau responden harus termasuk ke
dalam kategori tersebut. Kategori juga harus bebas dan terpisah nyata. Tiap
individu atau objek harus termasuk dalam satu kategori saja. Peneliti harus
dapat membuat variabel sedemikian rupa sehingga tiap objek dapat dimasukkan
dalam satu kategori, dan hanya satu kategori saja.
Tujuan
Analisis Data:
Ø Mendeskripsikan
data, biasanya dalam bentuk frekuensi, ukuran tendensi sentral maupun ukuran dispersi, sehingga dapat
dipahami karakteristik datanya. Dalam statistika, kegiatan mendeskripsikan data
ini dibahas pada statistika deskriptif.
Membuat
induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi, atau
karakteristik populasi berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik).
Kesimpulan yang diambil ini bisanya dibuat berdasarkan pendugaan (estimasi) dan
pengujian hipotesis. Dalam statistika, kegiatan membuat induksi atau menarik
kesimpulan tentang karakteristik populasi atau sampel ini dibahas pada
statistika inferensial
B.Jenis-Jenis
Analisis Data
1. Analisis
Korelasi
terdiri dari
3 (tiga) jenis, yaitu :
a. Analisis
Korelasi Simetris
Apabila
sebuah variabel berhubungan dengan variabel yang lain, tetapi adanya variabel
tersebut bukan disebabkan atau bukan dipengaruhi oleh variabel yang lain,
hubungan yang demikian disebut hubungan simetris. Hubungan simetris tersebut,
dapat terjadi jika kedua variabel merupakan akibat dari suatu faktor yang sama,
kedua variabel merupakan indikator dari sebuah konsep yang sama,dan hubungan
yang terjadi disebabkan oleh faktor kebetulan saja.
Misalnya
seorang peneliti menganalisis dua buah variabel, yaitu meningkatnya penggunaan
pupuk oleh petani dan meningkatnya jumlah radio yang dimiliki oleh petani.
Meningkatnya penggunaan pupuk tidak dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah radio
di desa, tetapi peningkatan jumlah pupuk dan peningkatan jumlah radio disebabkan
oleh sebuah faktor yang sama, yaitu meningkatnya pendapatan petani. Hubungan
antara kedua variabel di atas merupakan hubungan simetris saja.
Hubungan
simetris juga ditunjukkan dengan kehadiran dua variabel atau lebih secara
beriringan yang disebabkan oleh faktor fungsional. Misalnya hubungan antara
petani dengan kerbau pembajak, antara mahasiswa dengan dosen. Kehadiran dosen
yang diiringi dengan kehadiran mahasiswa memperlihatkan hubungan simetris.
Hubungan yang terjadi secara kebetulan juga termasuk hubungan yang simetris.
Secara kebetulan, misalnya semua murid yang duduk di bangku depan dalam kelas
tidak lulus ujian akhir. Hubungan antara duduk di bangku depan dan tidak lulus
adalah hubungan simetris.
b. Analisis
Korelasi Asimetris
Terdapat
juga sejenis hubungan antara variabel di mana satu variabel mempengaruhi
variabel yang lain, tetapi hubungan tersebut tidak timbal balik. Hubungan
tersebut dapat berasal dari hubungan antar konsep. Hubungan antara variabel
yang terjadi secara asimetris berjenis-jenis banyaknya. Pendekatan terhadap
jenis hubungan asimetris dapat saja dari sudut berapa buah variabel yang
berhubungan, atau dari sifat-sifat variabel tersebut yang berhubungan satu
dengan yang lain. Ditinjau dari jumlah variabel yang berhubungan, maka hubungan
asimetris dapat dibagi atas hubungan antara dua variabel, dan hubungan
multivarian. Ditinjau dari sifat-sifat variabel yang mempengaruhi sifat
variabel lain, maka jenis hubungan asimetris dapat dibagi atas : Hubungan
antara cara dan tujuan, hubungan antara stimulus dan responsi, hubungan antara
watak dengan responsi, hubungan antara prasyarat dan akibat, hubungan antara
ciri dengan tingkah laku atau watak, danh ubungan yang tetap ada antara dua
variabel
c. Analisis
Korelasi Timbal Balik
Di
samping hubungan simetris dan asimetris, ada jenis korelasi lainnya yang dapat
dianalisis. Hubungan tersebut dinamakan hubungan timbal balik. Jika ada dua
buah variabel X dan Y yang berhubungan, maka hubungan antara X dan Y tersebut
mempunyai hubungan timbal balik, jika hubungannya mempunyai dua arah. Dengan
perkataan lain, X mempengaruhi Y dan sebaliknya Y mempengaruhi X, disebut juga
sebagai hubungan bolak balik. Dalam hubungan bolak balik, kita tidak tahu yang
mana sebab dan yang mana akibat. Jika pada suatu ketika variabel X mempengaruhi
Y, maka pada waktu lain, variabel Y mempengaruhi X. Misalnya, hubungan antara investment
dan keuntungan. Investment dapat mempengaruhi keuntungan, tetapi
keuntungan juga dapat mempengaruhi investment. Pendapatan dapat mempengaruhi
pendidikan, dan sebaliknya pendidikan dapat pula mempengaruhi pendapatan.
2. Analisis
Sosiometrik,
Adalah
analisis dalam mengadakan pilihan. Pilihan tersebut, dapat saja mengenai
pilihan terhadap orang, terhadap partai politik, pilihan terhadap kelompok
minoritas, pilihan terhadap pengaruh, pilihan terhadap garis komunikasi dan
sebagainya. Secara umum, analisis sosiometrik dapat dilakukan dengan 3 (tiga)
cara, yaitu :
a. Analisis
dengan Matriks Sosiometrik,
matrik tidak lain dari pengaturan
angka dalam suatu segi empat. Matrik sosiometrik, adalah matrik yang memuat
angka-angka dalam penentuan pilihan, dan matrik ini mempunyai kolom dan jajar
(baris) yang sama. Angka dalam matriks dinamakan elemen atau unsur dari matrik
tersebut. Jika jumlah subjek adalah n, maka matrik sosiometrik mempunyai n x n
unsur.
Jika jajar
matrik adalah 1, 2, …, i dan kolomnya adalah 1, 2, …, j, maka tiap elemen atau
unsur matrik dapat kita sebut aij. Dengan perkataan lain, a11 adalah unsur
matrik pada jajar (baris) 1 dan kolom 1: a42 adalah unsur matrik pada jajar
(baris) 4 kolom 2. Misalnya kepada 8 orang murid disuruh memilih 3 orang murid
yang disukainya, yaitu: - yang paling disukainya diberi angka 3 - yang
disukainya diberi angka 2 - yang disukainya lebih rendah diberi angka 1 - yang
tidak terpilih diberi angka 0 Angka-angka tersebut dapat dibuat dalam matriks
sosiometrik, misalnya si A memilih si B yang paling disukainya, si D yang kedua
disukainya, dan si E yang nomor 3 disukainya, maka angka-angka nilai ranking
dijadikan sebagai unsur dari matriks. Sesudah semua nilai terkumpul.
Dalam
matriks tersebut, kita baca, bahwa si A memilih si B sebagai yang paling
disukainya (dengan ranking 3), si D sebagai kesukaannya nomor dua (ranking 2)
dan si E yang ketiga (ranking 1). Si C memilih B sebagai paling yang disukainya
(ranking 1). Jika dibaca menurut kolom, maka matriks tersebut berarti bahwa: B
terpilih oleh semua murid lainnya. Si A yang paling tidak disenangi oleh semua
murid, karena tidak ada satu orang pun yang memilih dia. Dari penjumlahan di
atas dapat dilihat bahwa B adalah murid yang paling populer. Ia dipilih oleh
semua murid-murid lain, dan setiap pilihan mempunyai nilai 3. Yang paling tidak
populer adalah si B, karena tidak ada satu orang pun yang memilih dia.
b. Analisis
dengan Indeks Sosiometrik
v Indeks
status pilihan memperlihatkan bagaimana baik atau buruknya sesuatu subjek pilihan.
Indeks ini mempunyai rumus sebagai berikut :
Keterangan
:
n = jumlah
sampel
P1 = total
pilihan kepada subjek I
ISP1 =
indeks status pilihan subjek I
v Indeks
derajat kepaduan (cohisiveness) dalam situasi pilihan tidak terbatas.
Berbeda dengan
matriks, status pilihan yang menyangkut pilihan terhadap perorangan, maka
indeks derajat keterpaduan memperlihatkan derajat kepaduan dari kelompok. Dalam
memilih, subjek dapat saja dibatasi untuk memilih beberapa anggota kelompok
saja atau jumlahnya tidak dibatasi. Subjek diberi instruksi untuk memilih dan
mengadakan ranking pilihan terhadap semua anggota kelompok. Yang pertama adalah
situasi pilihan terbatas, sedangkan keadaan kedua adalah situasi pilihan tidak
terbatas. Pada situasi dimana pilihan tidak dibatasi, rumus untuk mencari
indeks derajat kepaduan.
c. Analisis
dengan Sosiogram
Seperti telah diketahui, i dan j selalu
berhubungan, baik hubungan sepihak atau hubungan mutual. Hubungan ini dapat
ditulis sebagai i H j. Hubungan ini dapat saja: i adalah kawan j, i mendominasi
j, i mempengaruhi j, i berkomunikasi dengan j, sebagainya. Simbolnya dapat
dibuat secara lebih spesifik.
3. Analisis
Semantik.
Dalam
analisa perbedaan semantis, peneliti dihadapkan kepada kajian skala yang telah
diberikan pada sifat-sifat bipolar, baik dalam kategori evaluasi, potensi
ataupun kegiatan. Hasil skor rata-rata dari konsep menurut skala tertentu,
dituangkan dalam sebuah matriks A, dimana unsur aij merupakan skor dari faktor
i, dengan konsep j, dan i diletakkan pada jajar (baris), sedangkan konsep
diletakkan pada kolom. Analisa dapat dikerjakan dengan menggunakan analisa
varian, tetapi analisa sering dilakukan adalah dengan cara yang lebih mudah, yaitu
dengan menggunakan analisa jarak klaster ataupun analisa skor faktor.
4. Analisis
Kuantitatif.
Analisis kuantitatif dalam suatu penelitian
dapat didekati dari dua sudut pendekatan, yaitu analisis kuantitatif secara
deskriptif, dan analisis kuantitatif secara inferensial. Masing-masing
pendekatan ini melibatkan pemakaian dua jenis statistik yang berbeda. Yang
pertama menggunakan statistik deskriptif dan yang kedua menggunakan stastistik
inferensial. Kedua jenis statistik ini memiliki karakteristik yang berbeda,
baik dalam hal teknik analisis maupun tujuan yang akan dihasilkannya dari
analisisnya itu (lihat Sudijono:1987:4).
a.
Analisis Deskriptif,
Analisis
statistik deskriptif membatasi lingkup generalisasinya hanya pada kelompok
individu tertentu yang diobservasi, kesimpulannya tidak diperluas atau tidak
berlaku bagi kelompok lain. Sekalipun antara kelompok yang diobservasi dengan
kelompok lain terdapat kesamaan, tidak bisa kita menggeneralisasikannya berlaku
pada kelompok lain tersebut. Dengan demikian data deskriptif hanya
menggambarkan satu kelompok dan generalisasinya hanya untuk kelompok itu
sendiri. Analisis deskriptif sangat cocok digunakan pada penelitian tindakan
atau acting research.
b.
Analisis Inferensial,
Analisis
statistik inferensial selalu berkaitan dengan proses sampling dan pemilihan
sekelompok kecil (sampel) yang diasumsi berhubungan dengan kelompok besar
(populasi) tempat sampel itu diambil. Tujuan dilakukan analisis statistik
inferensial, yaitu untuk penarikan kesimpulan tentang populasi didasarkan pada
hasil observasi sampel. Dalam analisis ini, statistik dihitung dari sampel yang
digunakan untuk memperkirakan parameter dan mengenakan nilai pada populasi
tempat sampel itu diambil. Dengan demikian dapat dilakukan perkiraan tentang
karakteristik populasi melalui analisis karakteristik sampel yang diambil dari
populasi itu.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Di dalam
sebuah penulisan karya ilmiah yang berdasarkan data-data penelitian, pengolahan
data dan analisis data merupakan hal mutlak yang harus dijabarkan oleh penulis.
Karena tujuan pokok dari suatu penelitian adalah untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Analisa
data adalah mengelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi serta
menyingkatkan data sehingga mudah untuk dibaca. Analisis data terdiri dari
beberapa jenis, yaitu :
1.
Analisis Korelasi, terbagi menjadi 3 (tiga) jenis yaitu :
a. Analisis Korelasi Simetris
b. Analisis Korelasi Asimetris
c. Analisis Korelasi Timbal Balik
2.
Analisis Sosiometrik, dapat dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu :
a. Analisis dengan matriks
sosiometrik
b. Analisis dengan indeks
sosiometrik
c. Analisis dengan sosiogram
3.
Analisis Semantik
4.
Analisis Kuantitatif, terdiri dari :
a. Analisis secara deskriptif
b. Analisis secara inferensial
Referensi:
Setiawan, Nugraha. 2005. Pengolahan dan Analisis
Data. Diklat Metodologi Penelitian Sosial. Bogor
Mabadik. 2010. Teknik Analisa Data Kuantitatif.
Wordpress.com. Diakses pada 10 november 2014. Melalui URL :
http://mabadik.wordpress.com/2010/07/10/teknis-analisis-data-kuantitatif/ 09.14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar