JENIS-JENIS PENELITIAN
PENDIDIKAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah:
Metodologi Penelitian
Pendidikan
Dosen Pengampu: Imam
Subqi, M.Si., M.Pd.
Disusun
Oleh:
DLIYA
UDIN WIFQI
11110115
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI AGAMA ISLAM ( PAI )
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )
SALATIGA
2014
BAB 1
PEMBAHASAN
A.Latar
Belakang
Penelitian merupakan suatu bentuk kegiatan ilmiah untuk mendapatkan
pengetahuan atau kebenaran. Ada dua teori kebenaran pengetahuan, yaitu teori koherensi
dan korespondensi. Teori koherensi beranggapan bahwa suatu pernyataan dikatakan
benar apabila sesuai dan tidak bertentangan dengan pernyataan sebelumnya.
Aturan yang dipakai adalah logika berpikir atau berpikir logis. Sementara itu
teori korenspondensi berasumsi bahwa sebuah pernyataan dipandang benar apabila
sesuai dengan kenyataan (fakta atau realita).
Ketiadaan kesepakatan
dalam pengklasifikasian tersebut bertolak dari adanya perbedaan sudut pandang
dari para ahli dalam mengawali fokus pengklasifikasiannnya sejalan dengan aspek
kepentingan pengklasifikasian penelitian itu sendiri. Pengklasifikasian
jenis-jenis penelitian ini sebenarnya hanya sebuah upaya untuk
mengklasifikasikan penelitian yang sudah ada yang bertujuan untuk memudahkan
bagi kita Di dalam makalah ini penulis akan menggunakan lima klasifikasi bagi
penelitian
B.Rumusan Masalah
1.Mengetahui jenis-jenis penelitian pendidikan
C.Tujuan
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian pendidikan, serta
mengetahui apa saja jenis-jenis penelitian pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jenis–jenis atau ragam Penelitian
Klasifikasi jenis
penelitian sebetulnya relatif sangat beragam dan tergantung dari aspek mana
penelitian tersebut diklasifikasikan. Ketiadaan kesepakatan dalam
pengklasifikasian tersebut bertolak dari adanya perbedaan sudut pandang dari
para ahli dalam mengawali fokus pengklasifikasiannnya sejalan dengan aspek
kepentingan pengklasifikasian penelitian itu sendiri. Pengklasifikasian
jenis-jenis penelitian ini sebenarnya hanya sebuah upaya untuk
mengklasifikasikan penelitian yang sudah ada yang bertujuan untuk memudahkan
bagi kita Di dalam makalah ini penulis akan menggunakan lima klasifikasi bagi
penelitian, yaitu:
Jenis Penelitian
Berdasarkan Tujuan
1. Penelitian Eksplorasi
Penelitian eksplorasi adalah jenis penelitian yang dilaksanakan untuk
menemukan ilmu (pendidikan ) dan masalah masalah yang baru dalam bidang
pendidikan.ilmu pendidikan dan masalah masalah yang diperlukan melalui
penelitian pendidikan benar benar baru
dan belum pernah diketahui sebelumnya. Misalnya,suatu penelitian telah
menghasilkan profil atau kriteria kepemimpinan efektif dalam manejemen berbasis
sekolah,atau penelitian tentang suatu metode atau prosedur baru dalam
pembelajaran bahasa inggris yang menyenangkan peserta didik.
2. Penelitian Pengembangan
Penelitian pengembangan adalah jenis penelitian yang dilaksanakan untuk
mengembangkan ilmu (pendidikan) yang telah ada. Penelitian dilakukan untuk
mengembangkan, memperdalam atau memperluas ilmu (pendidikan) yang telah ada.
Misalnya, penelitian tentang implementasi metode inquiry dalam pembelajaran IPS
yang sebelumnya telah digunakan dalam pembelajaran IPA atau penelitian tentang
sistem penjaminan mutu (Quality asurance) dalam organisasi/satuan pendidikan
yang sebelumnya telah berhasil diterapkan dalam organisasi bisnis atau perusahaan.
3. Penelitian Verifikasi
Penelitian ini adalah jenis penelitian yang dilaksanakan untuk menguji
kebenaran ilmu-ilmu (pendidikan) yang telah ada, baik berupa konsep, prinsip,
prosedur, dalil maupun praktek pendidikan itu sendiri. Data penelitian yang
diperoleh digunakan untuk membuktikan adanya keraguan terhadap informasi atau
masalah-masalah ilmu pendidikan.
Misalnya, suatu penelitian dilakukan untuk membuktikan adanya pengaruh
kecerdasan emosional terhadap gaya kepemimpinan, atau penelitian yang dilakukan
untuk menguji efektifitas model-model pembelajaran yang telah ada dalam mata
pelajaran tertentu.
Jenis Penelitian Berdasarkan Pendekatan
1. Penelitian Kuantitatif (quantitative
research)
Penelitian kuantitatif ini adalah penelitian yang digunakan untuk menjawab
permasalahan melalui teknik pengukuraan yang cermat terhadap varaiabel-variabel
tertentu, sehingga mengasilkan simpulan simpulan yang dapat digeneralisasikan,
lepas dari konteks waktu dan situasi serta jenis data yang dikumpulkan terutama
data kuantitatif.
Penelitian kuantitatif banyak digunakan terutama untuk mengembangkan teori
dalam suatu disiplin ilmu. Penggunaan pengkuran disertai analisis secara statis
di dalam penellitian mengimplikasikan bahwa penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif.
2. Penelitian Kuliatatif (Qualitative
Research)
Penelitian kualitatifini adalah penelitian untk menjawab permasalahan yang
memerlukan pemahaman secara mendalam dalam konteks waktu dan situasi yang
bersangkutan, dilakuukan secara wajar dan alami sesuai dengan kondisi objektif
dilapangan tanpa adanya manipulasi, serta jenis data yang dikumpulkan terutama
data kualitatif. Proses penelitian yang dimaksud antara lain melakukan
pengamatan terhadap orang dalam kehidupannya sehari-hari, berinteraksi dengan
mereka, dan berupaya dalam memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia
sekitarnya. Untuk itu, peneliti harus terjun dalam lapangan dengan waktu yang
cukup lama.
3. Penelitian Perkembangan (Developmental
Reseach)
Penelitian perkembangan ini adalah suatu kajian tentang pola dan urutan
pertumbuhan dan / atau perubahan sebagai fungsi waktu. Objek penelitiannya
adalah perubahan atau kemajuan yang dicapai oleh individu, seperti peserta
didik, guru, kepala sekolah, dan unit-unit pendidikan lainnya. Tujuan peelitian
ini adalah untuk mengetahui perkembangan individu dalam kurun waktu tertentu.
Penelitian perkembangan terdiri dari tiga jenis.
a. Studi alur panjang (longitudinal)
Studi ini mempelajari pertumbuhan, perkembangan, dan perubahan individu
yang sama, perkembangan yang berbeda dalam waktu yang cukup lama (jangka
panjang)
b. Studi silang-sekat (cross-selectional)
Studi ini mengkaji tentang pertumbuhan, perkembangan, dan perubahan yang
terjadi pada individu pada tingkat atau kelompok usia tertetu dengan waktu yang
cukup singkat (jangka pendek). Peneliti tidak perlu mengamati individu teralu
lama karena dapat diganti dengan subjek baru dari berbagai kelompok/tingkat
usia. Untuk menarik simpulan, peneliti tidak perlu menunggu waktu yang cukup
lama. Misalnya, meneliti tentang kemampuan berbahasa Indonesia pada peserta
didik di kelas satu saja atau di kelas dua saja, dan seterusnya.
c. Studi kecenderungan (ternd)
Studi ini bertujuan untuk menentukan bentuk perubahan di masa lampau agar
dapat memprediksi bentuk perubahan di masa datang. Fungsi studi ini adalah
memprediksi kecenderungan yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
Jenis Penelitian Berdasarkan Tempat
1. Penelitian Kepustakaan (libarary research), yaitu
penelitian yang dilaksanakan di perpustakaan.
2. Penelitian laboratrium (laboratory research), yaitu
penelitian yang dilaksanakan di laboratorium. Penelitian ini sering digunakan
dalam penelitian eksperimen.
3. Penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian
ang dilaksanakan di suatu tempat, dan tempat itu diluar perpustakaan dan
laboratorium.
Jenis Penelitian Berdasarkan Fungsi
1. Penelitian Dasar (basic/fundamental research)
Penelitian dasar adalah jenis penelitian yang digunakan untuk menemukan dan
mengembangkan konsep-konsep, prinsip, generalisasidan teori baru. Tujuan
penelitian dasar adalah untuk menambah pengetahuan dengan prinsip dan
hukum-hukum ilmiah, meningkatkan penyelidikan dan metodologi ilmiah. Penelitian
ini tidak diarahkan untuk memecahkan masalah praktis, tetapi teori yang
dihasilkan dapat mendasari pemecahan masalah praktis.
2. Penelitian Terapan (applied research)
Penelitian terapan dilakukan berkenaan dengan pemecahan masalah dan
kenyataan-kenyataan praktis, penerapan, dan pengembangan ilmu pengetahuan yang
dihasilkan oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata. Fungsi penelitian ini
adalah untuk memecahkan masalah-masalah praktis. Tujuan penelitian terapan
tidak semata-mata untuk mengembangkan wawaasan keilmuan, tetapi juga untuk
pemecahan masalah praktis, sehingga hasil penelitian dapat dimanfaatkan.
3. Penelitian Tindakan (action research)
Penelitian ini adalah suatu bentuk penelitian refleksi-diri melalui
tindakan nyata dalam situasi yang sebenarnya. Tujuannya adalah untuk
memperbaiki proses dan peahaman tentang praktik-praktik pendikan secara utuh,
mengembangkan profesional, dan meningkatkan hasil kegiatan. Tujuan penelitian
ini menunjukkan implikasi yang harus diperhatikan. Pertama, penelitian tindakan harus dilakukan secara ilmiah sesuai
konsep penelitian ilmiah. Kedua, harus
meliatkan kelompok partsipan sehingga dapat dilakukan kolaborasi. Ketiga, harus dilakukan untuk
memperbaiki praktik pendidikan seperti ketrampilan mengajar. Keempat, harus dilakukan untuk acuan
melakukan refleksi diri.
Aspek pokok penelitian tindakan ini ada tiga, yaitu:
a)
Untuk memperbaiki praktik
b)
Untuk mengembangkan kemampuan profesional dalam arti mengembangkan pemahaman
dan ketrampilan baru para praktisi dalam praktik yang dilaksanakan
c)
Untuk memperbaiki keadaan atau situasi tersebut dilaksanakan.
Inti dari penelitian
tindakan ini adalah menekankan pada tindakan dalam praktik atau situasi nyata
yang terbatas, sehingga diharapkan dari tindakan tersebut dapat memperbaiki dan
meningkatkan mutu pembelajaran.
4. Penelitian Penilaian (assessment research)
Penelitian penilaian adalah penelitian yang dilakukan untuk menentukan
perubahan atau perbaikan perilaku individu setelah menjalani suatu perlakuan
dengan waktu dan program tertentu.
5. Penelitian Evaluasi (evaluation research)
Penelitian evaluasi merupakan bagian dari penelitian terapan, tetapi
tujuannya dapat dibedakan dengan penelitian terapan. Penelitian evaluatif
adalah penelitian yang digunakan untuk penilaian keberhasilan, manfaat,
kegunaan, sumbangan, dan kelayakan suatu program, produk, atau kegiatan suatu
lembaga berdasarkan kreteri tertentu. Manfaat penelitian ini antara lain adalah
dapat menambah waawasan tentang suatu kegiatan dan dapat mendorong penelitian
atau pengembangan lebih lanjut, serta membantu para pimpinan untuk melakukan
kebijakan.
Penelitian evaluatif menjelaskan adanya kegiatan penelitian yang sifatnya
mengevaluasi terhadap sesuatu objek, yang biasanya merupakan pelaksanaan dan
rencana. Jadi bisa dikatakan juga penelitian ini adalah penelitian yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang apa yang terjadi, yang merupakan
kondisi nyata mengenai keterlaksanaan rencana yang memerlukan evaluasi.
6. Penelitian
Komparatif
Studi komparatif
(comparative study) atau studi kausal komparatif (causal comparative studi)
merupakan jenis penelitian yang digunakan untuk membandingkan antara dua
kelompok atau lebih dari suatu variable tertentu. Tujuan penelitian komparatif
adalah untuk melihat perbedaan dua atau lebih situasi, peristiwa, kegiatan,
atau program yang sejenis atau hampir sama yang melibatkan semua unsur atau
komponennya. Analisis penelitian dilakukan terhadap persamaan dan perbedaan
dalam perencanaan, pelaksanaan, factor-faktor pendukung hasil. Hasil analisis
perbandingan dapat menemukan unsure-unsur atau factor-faktor penting yang
melatarbelakangi persamaan dan perbedaan.
Jika suatu yang
dibandingkan itu tentang situasi atau kejadian, maka unsure-unsur atau komponen
yang dianalisis sedikit berbeda, seperti deskripsi situasi atau kronologis
kejadian, kompleksitas situasi atau intensitas kejadian, factor-faktor penyebab
dan akibat-akibatnya. Dari analisis tersebut juga akan dapat ditemukan
factor-faktor dominan yang melatarbelakangi atau diakibatkan oleh suatu situasi
atau kejadian.
Penelitian komparatif
dapat digunakan jika: (a) metode eksperimental yang dianggap lebih kuat tidak
memungkinkan untuk dilakukan, (b) penelitian tidak mungkin memilih, mengontrol,
dan memanipulasi factor-faktor yang penting untuk mempelajari hubungan
sebab-akibat secara langsung, (c) pengontrolan terhadap seluruh variable
(kecuali variable bebas) sangat tidak realistis dan terlalu dibuat-buat, serta
mencegah interaksi secara normal dengan variabel-variabel lain yang
berpengaruh, dan (d) pengontrolan di laboratorium untuk beberapa tujuan
penelitian dianggap tidak praktis, mahal, atau secara etika dipertanyakan.
7. Penelitian
Korelasional
Penelitian ini
mempelajari hubungan dua variable atau lebih, yakni hubungan variasi dalam satu
variabel dengan variasi dalam variabel lain. Derajat hubungan variabel-variabel
dinyatakan dalam satu indeks yang dinamai koefisien korelasi. Penelitian korelasional
dapat digunakan untuk menguji hipotesis tentang hubungan antarvariabel atau
untuk menyatakan besar-kecilnya hubungan antara dua variabel atau lebih.
Penelitian korelasional
bertujuan untuk menguji hipotesis yang dilakukan dengan cara mengukur sejumlah
variabel dan menghitung koefisien kolerasi (r) antara variabel-variabel
tersebut, agar dapat ditentukan variabel-variabel mana yang berkolerasi.
Misalnya, peneliti ingin mengetahui variabel-variabel yang berhubungan dengan
kompetensi professional guru. Semua variabel yang ada kaitannya, seperti latar
belakang pendidikan, pengalaman mengajar, mata pelajaran yang diampu, dan
lain-lain diukur, lalu dihitung koefisien korelasinya untuk mengetahui variabel
mana yang paling kuat hubungannya dengan kompetensi professional guru.
Karakteristik penelitian korelasional yaitu:
a.
Adanya hubungan dua variabel atau lebih
b.
Adanya koefisien korelasi, yang menunjukkan tinggi rendahnya hubungan
c.
Tidak ada perlakuan (treatmean) khusus
d.
Dan data yang diperoleh bersifat kuantitatif.
Penelitian korelasional
memiliki beberapa kelemahan, antara lain: (a) hanya mengidentifikasi hubungan
antar variabel, bukan mengidentifikasi hubungan sebab-akibat, (b) kurang tertib
dan ketat jika dibandingkan dengan metode eksperimental karena kurang melakukan
control terhadap variabel-variabel bebasnya, (c) cenderung mengidentifikasi
pola hubungan semu yang kurang reliable dan valid, (d) pola hubungan sering
tidak menentu dan kabur, (e) sering memberikan rangsangan penggunaannya semacam
pendekatan “shot gun”, yaitu memasukkan data tanpa pandang bulu dari sumber
yang beragam dan memberikan interprestasi yang bermakna atau yang berguna.
Penelitian korelasi
dapat digunakan jika: (a) variabel-variabel yang diteliti cukup rumit, tidak
dapat dimanipulasi dan/atau tak dapat diteliti dengan metode eksperimental, (b)
ingin mengukur beberapa variabel yang saling berhubungan secara serentak dan
realistic, (c) ingin mengetahui eratnya hubungan atau tinggi rendahnya hubungan
antar variabel, dan (d) jumlah subjek tidak terlalu banyak.
Kekuatan korelasi
antara berbagai variabel penelitian ditunjukkan oleh koefisien korelasi yang
angkanya bervariasi antara -1 sampai +1. Koefisien korelasi diperoleh melalui
perhitungan statistik berdasarkan kumpulan data hasil pengukuran dari setiap
variabel. Koefisien korelasi positif menunjukkan hubungan yang berbanding lurus
atau kesejajaran, sedangkan koefisien korelasi negatif menunjukkan hubungan
yang berbanding terbalik atau ketidaksejajaran. Angka 0 (nol) untuk koefisien
korelasi menunjukkan tidak ada hubungan antar variabel. Semakin besar koefisien
korelasi (positif ataupun negative), maka sekamin besar kekuatan hubungan
antar-variabel.
Terdapat tiga makna
penting dari suatu variabel, yaitu:
a.
Kekuatan hubungan antar variabel
b.
Signifikansi statistic hubungan kedua variabel tersebut
c.
Dan arah korelasi
Kekuatan hubungan dapat
dilihat dan besar kecilnya indeks korelasi.
8. Penelitian Studi Kasus
Studi kasus pada
dasarnya mempelajari secara intensif seorang individu, kelompok atau lembaga
yang dianggap memiliki atau mengalami kasus tertentu. Tujuan penelitian studi
kasus adalah untuk mempelajari secara mendalam dan sistematis dalam kurun waktu
cukup lama tentang sesuatu kasus sehingga dapat dicari alternatif pemecahannya.
Mendalam, artinya mengungkap dan menggali data secara mendalam dan menganalisis
secara intensif factor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kasus tersebut.
Tekanan utama dalam studi kasus adalah mengapa individu melakukan itu? Apa yang
dia lakukan setiap harinya? Bagaimana hubungan sosial dia dengan
teman-temannya? Factor-faktor apa yang mempengaruhi tindakannya tersebut?
Karakteristik
penelitian studi kasus: (a) menyelidiki suatu kasus atau masalah secara mendalam
dan sistematis, (b) menghasilkan suatu gambaran yang lengkap yang terorganisasi
dengan baik, (c) lingkup masalah dapat mencakup keseluruhan aspek kehidupan
atau hanya bagian-bagian tertentu dan factor-faktor yang spesifik saja,
tergantung tujuan studi, (d) sekalipun studi ini hanya menganalisis unit-unit
kecil dan spesifik tetapi dapat melibatkan variabel-variabel dan
kondisi-kondisi yang besar, (e) adanya suatu target, yaitu untuk memecahkan
masalah, dan (f) pada umumnya menggunakan pendekatan longitudinal.
Contoh isu-isu dalam
suatu kasus yakni peserta didik jarang masuk sekolah, guru tidak disiplin dalam
mengajar, peserta didik tidak naik kelas, peserta didik sering tidur didalam
kelas, dan lain-lain. Disini, peneliti perlu mencari data berkenaan dengan
pengalaman subjek pada masa lalu, sekarang, lingkungan yang membentuknya, dan
factor-faktor penyebab munculnya kasus tersebut. Data diperoleh dari berbagai
sumber seperti teman, pimpinan (kepala sekolah), guru, orang tua, termasuk
subjek itu sendiri. Teknik memperoleh data sangat komprehensif seperti
observasi perilakunya, wawancara, studi dokumentasi, tes, dan lain-lain
tergantung pada kasus yang dipelajari. Setiap data dicatat secara cermat,
kemudian dikaji, dihubungkan satu sama lain, jika perlu dibahas atau
didiskusikan dengan peneliti lain sebelum menarik simpulan-simpulan penyebab
terjadinya kasus atau persoalan yang ditunjukkan oleh individu tersebut. Studi
kasus mengisyaratkan pada penelitian kualitatif.
Keunggulan yaitu: (a)
peneliti dapat mempelajari subjek secara mendalam dan menyeluruh, (b) hasil
studi dapat dijadikan informasi awal untuk perencanaan penelitian yang lebih
besar dan luas, (c) karena dilakukan secara intensif, studi ini memberikan
penjelasan terhadap variabel-variabel penting, proses-proses, dan
interaksi-interaksi yang memerlukan perhatian lebih intensif, (d) hasil studi
kasus dapat melengkapi contoh-contoh yang berguna untuk mengilustrasikan
penemuan-penemuan yang digeneralisasikan secara statistik.
Kelemahan-kelemahan:
(a) data yang diperoleh sifatnya subjektif, maksudnya hanya berlaku untuk
individu yang bersangkutan, (b) hasil studi tidak dapat digunakan untuk kasus
yang sama pada individu yang lain, (c) karena focus studi terbatas pada
unit-unit yang kecil, studi-studi kasus dibatasi dalam keterwakilannya, (d)
generalisasi informasi sangat terbatas penggunaannya, sehingga tidak berlaku
terhadap populasi sampai ada penelitian lanjutan yang melengkapi studi
tersebut, (e) pemilihan kasus itu sendiri lebih kepada sifat dramatiknya
daripada sifat atau cirri kasus itu sendiri, atau dipilih karena cocok dengan
konsep peneliti sebelumnya, (f) jika hanya menempatkan data pada satu konteks
tertentu tanpa melihat konteks yang lain, maka penafsiran subjektif dari
peneliti dapat mempengaruhi hasil studi, dan
(g) studi kasus tidak dapat menguji hipotesis, tetapi dapat melahirkan
hipotesis untuk penelitian lebih lanjut.
9. Penelitian dan
Pengembangan (Research and Development)
Penelitian dan
pengembangan adalah rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka
mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat dipertanggungjawabkan.
Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware),
seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran dikelas atau di laboratorium,
tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti program komputer untuk
pengolahan data, pembelajaran dikelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun
model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, sistem
manajemen, dan lain-lain. Metode
penelitian ini dianggap cukup ampuh untuk memperbaiki praktik.
Penelitian pendidikan
pada umumnya jarang diarahkan pada pengembangan suatu produk, tetapi ditujukan
untuk menemukan pengetahuan baru berkenaan dengan fenomena-fenomena yang
bersifat fundamental, serta praktik-praktik pendidikan. Penelitian dan
pengembangan merupakan metode penghubung atau pemutus kesenjangan antara
penelitian dasar dan penelitian terapan. Dalam pelaksanaan penelitian dan
pengembangan, terdapat beberapa metode yang digunakan, yaitu metode deskriptif,
evaluative, dan eksperimental.
Metode deskriptif digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang
ada. Kondisi yang ada mencakup: (a) kondisi produk-produk yang sudah ada
sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar (embrio) produk yang akan
dikembangkan, (b) kondisi pihak pengguna (dalam bidang pendidikan misalnya
sekolah, guru, kepala sekolah, siswa, serta pengguna lainnya), (c) kondisi
factor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan dan penggunaan dari produk
yang akan dihasilkan, mencakup unsure pendidik dan tenaga kependidikan, sarana
prasarana, biaya, pengelolaan, dan lingkungan pendidikan tempat produk tersebut
akan diterapkan.
Metode evaluative,
digunakan untuk mengevaluasi produk dalam proses uji coba pengembangan suatu
produk. Produk penelitian dikembangkan melalui serangkaian uji coba dan pada
setiap kegiatan uji coba diadakan evaluasi, baik itu evaluasi hasil maupun
evaluasi proses. Berdasarkan temuan hasil uji coba diadakan penyempurnaan
(revisi model).
Metode eksperimental,
digunakan untuk menguji keampuhan produk yang dihasilkan. Walaupun dalam tahap
uji coba telah ada pengukuran, pengukuran tersebut masih dalam rangka
pengembangan produk, belum ada kelompok pembanding. Dalam eksperimen telah
diadakan pengukuran selain pada kelompok eksperimen juga pada kelompok pembanding
atau kelompok kontrol. Pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dilakukan secara acak atau random. Pembandingan hasil eksperimen pada kedua
kelompok tersebut dapat menunjukkan tingkat keampuhan dan produk yang
dihasilkan
Jenis-jenis penelitian berdasarkan metode
1. Penelitian sejarah
Pada dasarnya,
penelitian sejarah merupaka expost facto
research di bawah payung qualitative research. Oleh karena itu,
dalam penelitian ini tidak dapat dilakukan manipulasi atau kontrol terhadap
variabel, sebagaimana jenis-jenis penelitian di bawah payung quantative
research. Penelitian sejarah memfokuskan kajiannya terhadap fenomena, peristiwa
atau perkembangan yang terjadi pada masa lampau. Tujuannya yakni untuk :
(a) mendeskripsikan dan merekontruksi fenomena masa lampau secara
sistematis, obyektif dan rasional dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi,
memverifikasi, dan mensintesiskan bukti-bukti secara faktual untuk memperoleh
simpulan yang kuat.
(b) meningkatkan pemahaman dan memperkaya wawasan kita tentang fenomena di
masa lalu dan bagaimana masa lalu itu menjadi masa kini, serta
kemungkinan-kemungkinan penerapannya pada masa yang akan datang.
Sehubungan dengan
penelitian sejarah, John W. Best (1997) menjelaskan sejarah merupakan “rekaman”
prestasi manusia. Ia bukan semata-semata daftar rangkaian peristiwa secara
kronologis, melainkan suatu deskripsi berbagai hubungan yang benar-benar
manunggal antara manusia, peristiwa, waktu dan tempat. Tidak semmua orang bisa
dijadikan subjek penelitian sejarah
tanpa diperhitungkan juga interaksinya dengan gagasan-gagasan, gerakan-gerakan,
atau instuisi-instuisi yang hidup pada jamannya.
Dalam penelitian
sejarah dapat juga diajukan hipotesis meskipun hipotesis tersebut tidak selalu
dinyatakan secara eksplisit. Biasanya sejarahwan menyimpulkan bukti-bukti dan
secara cermat menilai kepercayaannya. Jika buktinya ternyata cocok dengan
hipotesisnya, maka hipotesis tersebut teruji. Sumber data yang dapat digunakan
dalam penelitian ini dibagi menjadi dua jenis yaitu :
(a) sumber primer, (a.1) sumber yang diperoleh secara
langsung dari objek peninggalan masa lampau, seperti : candi, istana, senjata,
dsb. (a.2) cerita, penuturan, dan catatan dari para saksi mata ketika peristiwa
tersebut terjadi, seperti : undang-undang, piagam, otobiografi, dsb.
(b) Sumber sekunder
adalah sumber data yang diperoleh secara tidak langsung melalui
bahan-bahan/dokumen tertulis, seperti : ensiklopedia, buku, majalah, koran,
dsb.
Sumber informasi dalam
penelitian sejarah dapat dikelompokkan menjadi empat bagian :
(a) dokumen, yaitu materi yang tertulis dalam bentuk
buku, majalah, koran, dsb.
(b) Rekaman yang bersifat numerik, yaitu rekaman yang di
dalamnya terdapat bentuk-bentuk data numerik, misalnya skor tes, laporan sensus,
dsb.
(c) Pernnyataan lisan, yaitu melakukan wawancara dengan
orang yang merupakan saksi saat peristiwa lalu terjadi. Ini merupakan bentuk
khusus dari penelitian sejarah yang disebut oral history.
(d) Relief, yaitu objek fisik atau karakteristik visual yang
memberikan beberapa informasi tentang peristiwa masa lalu. Contohnya, monumen,
peralatan, pakaian, dsb.
Untuk menjamin kebenaran informasi yang ada, terutama dalam data sekunder
perlu diadakan external critism maupun internal critism. Dalam external
critism dikaji tentang siapa yang menulis dokumen, apa tujuan penulisan dokumen
tersebut, kapan dan dimana dokumen itu dibuat, dalam kondisi yang bagaimana
dokumen itu ditulis, apakah dokumen tersebut merupakan naskah asli, dan
seterusnya. Untuk menetapkan umur satu dokumen, peneliti dapat meibatkan
unsur-unsur penting, seperti pengujian tnda tangan, bentuk huruf, penggunaan
bahasa dan termasuk juga uji fisik dan
kimiawi atas tinta, cat, kertas, dsb. Dalam internal critism dikaji, misalnya
apa yang dimaksudkan oleh pengarang
dalam pernyataannya, apakah pernyataannya tersebut dapat dipercaya, apakah
terlihat konsistensi antara pernyataan yang satu dengan yang lainnya, dsb.
Peneliti sejarah harus benar-benar yakin bahwa datanya autentik dan akurat, sehingga
dapat memandang data tersebut sebagai bukti sejarah yang berharga untuk
ditelaah secara serius.
Karakteristik penelitian sejarah, yaitu :
(a) Menggunakan data sekunder, data yang diobservasi oleh
orang lain.
(b) Hanya mengumpulkan informasi, karena itu jika tidak
dilakukan ekstra hati-hati, informasi tersebut kurang valid dan reliabel, berat
sebelah dan bias.
(a) Selain data sekunder, ada juga data primer yang
dikumpulkan melalui pengamatan melalui pengamatan secara langsung. Diantara
kedua data tersebut, data primer dianggap memiliki otoritas yang kuat sebagai
bukti tangan pertama dan diberi prioritas dalam pengumpulan data.
(b) Terdapat dua jenis kritik yang digunakan untuk menentukan
nilai atau bobot data yakni: kritik eksternal dan kritik internal.
(c) Dibandingkan dengan penelitian perpustakaan,
pendekatan sejarah lebih tuntas, mencari informasi dari sumber yang lebih luas.
Menurut Fraenkel dan Wallen (1990), ada empat langkah pokok dalam
penelitian sejarah, yaitu merumuskan masalah, menemukan sumber-sumber informasi
sejarah yang relevan, meringkas dan mengevaluasi informasi yang diperoleh dari
sumber-sumber tersebut, serta mempresentasikan dan menginterpretasikan
informasi-informasi tersebut yang dihubungkan dengan masalah atau pertanyaan
dalam penelitian. Langkah-langkah ini dapat diuraikan lagi menjadi beberapa
tahap, dan setiap tahap terdiri atas langkah-langkah operasional sebagai
berikut :
Tahap pertama :
persiapan penelitian
Pada tahap ini biasanya peneliti menyusun desain penelitian, yang meliputi:
memilih dan merumuskan masalah, menetapkan tujuan penelitian, menjelaskan
manfaat hasil penelitian, merumuskan asumsi, memilih pendekatan penelitian,
menentukan langkah-langkah kegiatan penelitian, menyusun instrumen dan pedoman analisis
data.
Tahap kedua : pelaksanaan penelitian
Pelaksanaan
penelitian sejarah dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
a. Heuristik (pengumpulan data)
b. Kritik (verifikasi)
c. Interpretasi (penafsiran)
d. Histiriograf (penulisan sejarah)
Tahap ketiga : penyusuna laporan hasil penelitian
2.
Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif
adalah penelitian yang digunakan untuk menggambarkan, menjelaskan dan menjawab
persoalan-persoalan tentang fenomena dan peristiwa yang terjadi saat ini.
Pola-pola penelitian deskriptif ini antara lain : survey, studi kasus, causal-comparative,
korelasional, dan pengembangan. Tujuannya adalah untuk (a) menjelaskan suatu
fenomena, (b) mengumpulkan informasi yang bersifat aktual dan fuktual
berdasarkan fenomena yang ada, (c) mengidentifikasi masalah-masalah atau
melakukan justifikasi kondisi-kondisi dan praktik-praktik yang sedang
berlangsung, (d) membuat perbandingan dan evaluasi, dan (e) mendeterminasi apa
yang dikerjakan orang lain apabila memiliki masalah atau situasi yang sama dan
memperoleh keuntungan dari pengalaman mereka untuk membuat rencana dan
keputusan di masa yang akan datang.
3.
Penelitian eksperimen
Penelitian ekperimen
adalah penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap
variabel lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Bentuk penelitian
eksperimen menurut Tuckman (1982) ada 4 jenis, yaitu pre experimental, true
experimental, factorial, dan quasi experimental. Berbeda dengan Tuckman,
Sukmadinata (2009) dalam bukunya menyatakan bahwa penelitian eksperimen
berdasarkan variasinya terdiri dari penelitian ekperimen murni (true
experimental), eksperimen kuasi (quasi experimental), eksperimen lemah (weak
experimental) dan eksperimen subjek tunggal (single subject experimental).
Eksperimen murni
merupakan metode eksperimen yang paling mengikuti prosedur dan memenuhi
syarat-syarat eksperimen. Dalam eksperimen murni, kecuali variabel independen
yang akan diuji pengaruhnya terhadap variabel dependen, semua variabel
dikontrol atau disamakan karakteristiknya (dicari yang sama). Sedangkan pada
eksperimen semu (quasi experimental) pengontrolan variabel hanya dilakukan
terhadap satu variabel saja, yaitu variabel yang dipandang paling dominan.
Eksperimen lemah
merupakan metode penelitian eksperimen yang desain dan perlakuannya seperti
eksperimen, tetapi tidak ada pengontrolan variabel sama sekali. Eksperimen ini
sangat lemah kadar validitasnya. Eksperimen jenis ke empat adalah eksperimen
subjek tunggal. Eksperimen subjek tunggal merupakan eksperimen yang dilakukan
terhadap subjek tunggal. Dalam pelaksanaan eksperimen subjek tunggal, variasi
bentuk eksperimen murni, kuasi dan lemah belaku.
4.
Penelitian survey
Penelitian survey
adalah penelitian yang mengambil sample dari satu populasi dan menggunakan
kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun, 1998). Survei
merupakan studi yang bersifat kuantitatif yang digunakan untuk meneliti gejala
suatu kelompok atau perilaku individu. Survey adalah suatu desain yang digunaan
untuk penyelidikan informasi yang berhubungan dengan prevalensi, distribusi dan
hubungan antar variabel dalam suatu popilasi. Pada survey tidak ada intervensi,
survey mengumpulkan informasi dari tindakan seseorang,pengetahuan, kemauan,
pendapat, perilaku, dan nilai.
Penggalian data dapat melalui kuisioner, wawancara, observasi maupun data dokumen. Penggalian data melalui kuisioner dapat dilakukan tanya jawab langsung atau melalui telepon, sms, e-mail maupun dengan penyebaran kuisioner melalui surat. Wawancara dapat dilakukan juga melalui telepon, video confeence maupun tatap muka-langsung. Keuntungan dari survey ini adalah dapat memperoleh berbagai informasi serta hasil dapat dipergunkan untuk tujuan lain. Akan tetapi informasi yang didapat sering kali cenderung bersifat superfisial. Oleh karena itu pada penelitian survey akan lebih baik jika dilaksanakan analisa secara bertahap.
Penggalian data dapat melalui kuisioner, wawancara, observasi maupun data dokumen. Penggalian data melalui kuisioner dapat dilakukan tanya jawab langsung atau melalui telepon, sms, e-mail maupun dengan penyebaran kuisioner melalui surat. Wawancara dapat dilakukan juga melalui telepon, video confeence maupun tatap muka-langsung. Keuntungan dari survey ini adalah dapat memperoleh berbagai informasi serta hasil dapat dipergunkan untuk tujuan lain. Akan tetapi informasi yang didapat sering kali cenderung bersifat superfisial. Oleh karena itu pada penelitian survey akan lebih baik jika dilaksanakan analisa secara bertahap.
Pada umumnya survei
menggunakan kuesioner sebagai alat pengambil data. Survei menganut aturan
pendekatan kuantitatif, yaitu semakin sample besar, semakin hasilnya
mencerminkan populasi. Penelitian survey dapat digunakan untuk maksud
penjajakan (eksploratif), menguraikan (deskriptif), penjelasan (eksplanatory)
yaitu untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesa, evaluasi,
prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa yang akan dating, penelitian
operational dan pengembangan indikaor-indikator social.
5.
Penelitian ekspos fakto
Penelitian ekspos fakto (after the fact) merupakan penelitian yang
dilakukan terhadap suatu kejadian yang telah berlangsung. Jenis penelitian ini
disebut juga sebagai restropective study karena meneusuri kembali terhadap
suatu peristiwa dan kemudian menelusuri ke belakang untuk menyelidiki
faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Penelitian ini
dilakukan sesudah perbedaan-perbedaan dalam variabel bebas terjadi karena
perkembangan suatu kejadian secara alami. Penelitian ini merupakan penelitian
yang variabel-variabel bebasnya telah terjadi perlakuan atau tidak dlakukan
pada saat penelitian berlangsung.
Dalam beberapa hal penelitian ekspos fakto dapat dianggap sebagai kebalikan
dari penelitian eksperimen atau sebagai pengganti dari pengambilan dua kelompok
yang sama, kemudian diberi perlakuan yang berbeda.
BAB III
PENUTUP
A,Kesimpulan
Klasifikasi jenis penelitian sebetulnya
relatif sangat beragam dan tergantung dari aspek mana penelitian tersebut
diklasifikasikan. Ketiadaan kesepakatan dalam pengklasifikasian tersebut
bertolak dari adanya perbedaan sudut pandang dari para ahli dalam mengawali
fokus pengklasifikasiannnya sejalan dengan aspek kepentingan pengklasifikasian
penelitian itu sendiri. Pengklasifikasian jenis-jenis penelitian ini sebenarnya
hanya sebuah upaya untuk mengklasifikasikan penelitian yang sudah ada yang
bertujuan untuk memudahkan bagi kita.
Di dalam makalah ini penulis menggunakan lima jenis-jenis klasifikasi bagi
penelitian, yaitu:
- Jenis Penelitian Berdasarkan Tujuan
- Jenis Penelitian Berdasarkan Pendekatan
- Jenis Penelitian Berdasarkan Tempat
- Jenis Penelitian Berdasarkan Fungsi
- Jenis-jenis penelitian berdasarkan metode
Referensi:
Arikunto,
Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan praktek. Penerbit
Rineka Cipta,
Yogyakarta.
Bab II: “Ragam Penelitian”, hal. 8-13.
Muhadjir,
Noeng. 1990. Metodologi Penelitian Kualitatif. Penerbit Rake Sarasin,
Yogyakarta. Hal. 13-34
Arifin Zainal, 2012, Penelitian
Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rodaskarya
Suriasumantri,
Yuyun S. 1978. Ilmu dalam Perspektif: Sebuah Kumpulan Karangan tentang
Hakekat
Ilmu. Penerbit Yayasan Obor Indonesia dan Leknas-LIPI,
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar