TEKNIK PENGUMPULAN DATA
PENELITIAN
DisusunGunaMemenuhiTugasMataKuliah:
Metodologi Penelitian
Pendidikan
Dosen Pengampu: Imam
Subqi, M.Si., M.Pd.
Disusun
Oleh:
DLIYA
UDIN WIFQI
11110115
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI AGAMA ISLAM ( PAI )
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )
SALATIGA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Teknik pengumpulan data sangat
tergantung dari instrument yang digunakan. Instrumen pengumpulan data adalah
alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan data. Tujuan menggunakan instrumen adalah untuk memudahkan
memperoleh data secara sistematis dan bisa dipertanggungjawabkan. Selanjutnya
instrumen yang diartikan sebagai alat bantu merupakan sarana yang dapat
diwujudkan dalam bentuk angket (questionnaire), daftar cocok (checklist),
skala (scala), pedoman wawancara (interview guide atau interview
schedule), lembar pengamatan atau panduan pengamatan (observation sheet atau
observation schedule), soal ujian dan sebagainya.
B.Rumusan Masalah
- Mengetahui
teknik pengumpulan data dalam penelitian
C.Tujuan
- Untuk memenuhi
tugas mata kuliah Metode Penelitian pendidikan, serta mengetahui apa saja teknik
pengumpulan data dalam penelitian
pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Teknik pengumpulan data
1. Teknik yang digunakan
untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini menurut Patta Bundu (2008:6)
dilakukan dengan: tes, observasi (Pengamatan), dan wawancara.
a. Tes
Tes adalah serangkaian
pertannyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan, intelegensia, kemampuan atau bakat yang
dimilikinoleh individu atau kelompok. Tes dilakukan untuk mengumpulkan
informasi tentang pemahaman siswa terhadap fungsi organ pernapasan manusia. Tes
dilakukan pada awal penelitian, pada akhir setiap tindakan, dan akhir setelah
diberikan serangkaian tindakan
.
b. Observasi (Pengamatan)
Observasi (pengamatan) adalah
cara mengumpulkan data dengan mengadakan pencacatan terhadap apa yang menjadi
sasaran pengamatan. Observasi dilakukan untuk mengamati kesesuaian antara
pelaksanaan tindakan dan perencanaan yang telah disusun dan untuk mengetahui
sejauh mana pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan yang sesuai
dengan yang dikehendaki.
c. Wawancara
Wawancara adalah tekhnik
pengumpulan data/informasi tertentu yang dilaksanakan dengan Tanya jawab secara
lisan. Wawancara dimaksudkan untuk menggali kesulitan siswa dalam memahami
fungsi organ pernapasan manusia, yang mungkin sulit diperoleh dari hasil
pekerjaan siswa maupun melalui pengamatan.
2. Macam-macam teknik
pengumpulan data
a. Teknik Wawancara
Wawancara merupakan
alat rechecking atau pembuktian
terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara
yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara
mendalam (in-depth interview) adalah
proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab
sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang
diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam
kehidupan social yang relatif lama (Sutopo 2006: 72).
Interview adalah usaha
mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan
untuk-dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari interview adalah kontak
langsung dengan tatap muka (face to
face relation ship) antara si pencari informasi (interviewer atau informan
hunter) dengan sumber informasi (interviewee) (Sutopo 2006: 74).
Jenis interview
meliputi interview bebas, interview terpimpin, dan interview bebas terpimpin
(Sugiyono, 2008: 233). Interview bebas, yaitu pewawancara bebas menanyakan apa
saja, tetapi juga mengingat akan data apa yang dikumpulan. Interview terpimpin,
yaitu interview yang dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan
pertanyaan lengkap dan terperinci. Interview bebas terpimpin, yaitu kombinasi
antara interview bebas dan interview terpimpin.
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai responden adalah intonasi
suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan, kontak mata, dan kepekaan
nonverbal. Dalam mencari informasi, peneliti melakukan dua jenis wawancara,
yaitu autoanamnesa (wawancara yang dilakukan dengan subjek atau responden) dan
aloanamnesa (wawancara dengan keluarga responden) (Sugiyono, 2008: 227).
Beberapa tips saat melakukan wawancara adalah mulai dengan pertanyaan mudah,
mulai dengan informasi fakta, hindari pertanyaan multiple, jangan menanyakan
pertanyaan pribadi sebelum building raport, ulang kembali jawaban untuk
klarifikasi, berikan kesan positif, dan kontrol emosi negatif.
b. Teknik Observasi
Pengamatan dalam
istilah sederhana adalah proses peneliti dalam melihat situasi penelitian.
Teknik ini sangat relevan digunakan dalam penelitian kelas yang meliputi
pengamatan kondisi interaksi pembelajaran, tingkah laku anak dan interaksi anak
dan kelompoknya. Pengamatan dapat dilakukan secara bebas dan terstruktur. Alat
yang bisa digunakan dalam pengamatan adalah lembar pengamatan, ceklist, catatan
kejadian dan lain-lain.
Beberapa informasi yang
diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek,
perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, perasan. Alasan peneliti melakukan
observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian,
untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk
evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan
balik terhadap pengukuran tersebut.
Ø
Observasi partisipatif
Metode pengumpulan data
yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan
pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian
responden.
Ø
Observasi terus terang atau tersamar
Dalam hal ini, peneliti
dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data,
bahwa ia akan melakukan penelitian, sehingga mereka yang diteliti mengetahui
sejak awal sampai akhir tentang aktivitas si peneliti. Tetapi dalam suatu saat
peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk
menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan.
Kemungkinan kalau si peneliti menyatakan terus terang maka peneliti tidak akan
diijinkan untuk melakukan penenlitian.
Ø
Observasi tak berstruktur
Observasi yang
dilakukan tanpa menggunakan guide observasi. Pada observasi ini peneliti atau
pengamat harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu
objek.
Manfaat dari observasi
ini aantara lain peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam
keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik
atau menyeluruh, dengan observasi akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga
memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi
oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif ini membuka
kemungkinan penemuan atau discovery.
c. Focus Group Discussion
Focus Group Discussion (FGD) adalah
teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif
dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok.
Teknik ini digunakan untuk mengungkap permaknaan dari suatu kelompok
berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu. FGD
juga dimaksudkan untuk menghindari permaknaan yang salah dari seorang peneliti
terhadap focus masalah yang sedang diteliti (Sutopo, 2006: 73).
FGD adalah kelompok
diskusi bukan wawancara atau obrolan. Ciri khas metode FGD yang tidak dimiliki
oleh metode riset kualitatif lainnya (wawancara mendalam atau observasi)
adalah interaksi. Tanpa sebuah FGD berubah wujud menjadi kelompok wawancara
terfokus (FGI-Focus Group Interview).
Hal ini terjadi apabila moderator cenderung selalu menkonfirmasi setiap topik
satu per satu kepada seluruh peserta FGD. Semua peserta FGD secara bergilir
diminta responnya untuk setiap topik, sehingga tidak terjadi dinamika kelompok.
Komunikasi hanya
berlangsung antara moderator dengan informan A, informan A ke moderator, lalu
moderator ke informan B, informan B ke moderator, dst. Kondisi idealnya,
informan A merespon topik yang dilemparkan moderator, disambar oleh informan B,
disanggah oleh informan C, diklarifikasi oleh informan A, didukung oleh
informan D, disanggah oleh informan E, dan akhirnya ditengahi oleh moderator
kembali. Diskusi seperti itu sangat interaktif, hidup, dinamis
.
d. Teknik Kuesioner
Angket atau kuesioner
merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak
langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan
datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab atau direspon oleh responden (Sutopo, 2006: 82). Responden mempunyai
kebebasan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan persepsinya.
Kuesioner (angket)
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya, dimana peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden
(Sutopo, 2006: 87). Karena angket dijawab atau diisi oleh responden dan
peneliti tidak selalu bertemu langsung dengan responden, maka dalam menyusun
angket perlu diperhatikan beberapa hal.
Pertama, sebelum butir-butir pertanyaan atau peryataan ada pengantar atau petunjuk
pengisian.
Kedua, butir-butir pertanyaan dirumuskan secara jelas menggunakan kata-kata yang
lazim digunakan (popular), kalimat tidak terlalu panjang.
Ketiga, untuk setiap pertanyaan atau pernyataan terbuka dan berstruktur
disesuaikan kolom untuk menuliskan jawaban atau respon dari responden
secukupnya.
e. Teknik Dokumen
Kata dokumen berasal
dari bahasa latin yaitu docere, yang
berati mengajar. Pengertian dari kata
dokumen menurut Louis Gottschalk (1986: 38) seringkali digunakan para ahli
dalam dua pengertian, yaitu pertama,
berarti sumber tertulis bagi informasi sejarah sebagai kebalikan daripada
kesaksian lisan, artefak, peninggalan-peninggalan terlukis, dan petilasan-petilasan
arkeologis. Pengertian kedua,
diperuntukan bagi surat-surat resmi dan surat-surat negara seperti surat
perjanjian, undang-undang, hibah, konsesi, dan lainnya. Lebih lanjut,
Gottschalk menyatakan bahwa dokumen (dokumentasi) dalam pengertianya yang lebih
luas berupa setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apapun,
baik itu yang berupa tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis.
B.Prosedur Pengumpulan
Data
Prosedur pengumpulan data pada penelitian dimulai dari prapenelitian, untuk
mengetahui masalah yang dihadapi guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Agar
data bisa valid, maka menggunakan teknik-teknik pengumpulan data. Adapun
prosedur yang digunakan adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman
siswa terhadap materi organ pernapasan manusia maka diadakan evaluasi dengan
menggunakan tes. Tes yang digunakan berupa tes tertulis maupun tes lisan yang
dilaksanakan pada awal pembelajaran maupun akhir pembelajaran.
Dan untuk menggali informasi kesulitan siswa dalam memahami materi organ
pernapasan manusia dan tidak dapat diperoleh dari hasil pekerjaan siswa maupun
dalam kegiatan pembelajaran, maka perlu digunakan wawancara.
Adapun yang termuat dalam wawancara adalah berupa pertanyaan-pertanyaan
yang ditujukan untuk siswa dan guru. Untuk mengamati kesesuaian antara
pelaksanaan tindakan dan perencanaan yang telah disusun dan untuk mengetahui
sejauh mana pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan yang sesuai
dengan yang dikehendaki maka digunakan adalah observasi yang ditujukan terhadap
guru dan siswa.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
1. Teknik yang digunakan
untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini menurut Patta Bundu (2008:6)
dilakukan dengan: tes, observasi (Pengamatan), dan wawancara.
2.
Macam-macam teknik pengumpulan data yaitu:Teknik Wawancara,Teknik Observasi, Focus Group Discussion, Teknik
Kuesioner dan Teknik Dokumen
3. Prosedur Pengumpulan
Data
Prosedur pengumpulan
data pada penelitian dimulai dari prapenelitian, untuk mengetahui masalah yang
dihadapi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
Referensi:
Bundu, Patta. 2008
Asesmen Pendidikan. Padang: Hayfa Presss
Tidak ada komentar:
Posting Komentar